Ilustrasi. Foto: Xinhua.
Husen Miftahudin • 4 June 2025 10:17
Jakarta: Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencatat kenaikan pada perdagangan Selasa, 3 Juni 2025, didorong oleh ketegangan geopolitik yang terus berlanjut dan potensi gangguan pasokan dari negara-negara produsen utama. Harga minyak mentah menguat sebesar 1,4 persen atau naik 89 sen, dan ditutup di level USD63,41 per barel merupakan harga penutupan tertinggi dalam dua minggu terakhir.
Menurut analisis dari Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, kenaikan ini dipicu oleh dua isu utama, yaitu meningkatnya ketegangan Rusia-Ukraina yang tak kunjung mereda serta mandeknya kesepakatan nuklir antara Amerika Serikat (AS) dan Iran, yang memperpanjang sanksi terhadap dua anggota penting OPEC+, yaitu Rusia dan Iran.
Pada awal perdagangan Rabu, 4 Juni 2025 pagi di sesi Asia, harga minyak mengalami sedikit tekanan teknikal dan turun tipis sebesar 0,1 persen atau sembilan sen ke level USD63,32 per barel. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya produksi dari kelompok OPEC+ dan kekhawatiran investor terhadap permintaan global yang melambat akibat ketidakpastian ekonomi, terutama yang berkaitan dengan kebijakan tarif Presiden Donald Trump.
"Harapan akan kemajuan dalam pembicaraan dagang AS-Tiongkok sempat mendorong optimisme pasar, tetapi tekanan aksi ambil untung dan belum adanya kejelasan dari pembicaraan tersebut membuat pasar tetap waspada," ungkap Andy dikutip dari analisis hariannya, Rabu, 4 Juni 2025.
Secara teknikal, analisis yang dilakukan Andy menunjukkan kombinasi pola candlestick bullish dan pergerakan harga di atas rata-rata pergerakan (Moving Average) memperkuat sinyal kelanjutan tren naik pada WTI.
"Saat ini, struktur harga masih berada dalam channel naik, dengan konfirmasi sinyal dari indikator teknikal yang mendukung penguatan lanjutan," jelas Andy menambahkan.
Jika tekanan bullish ini berlanjut, maka proyeksi kenaikan harga WTI hari ini berada pada kisaran USD64,80. Namun, apabila terjadi pembalikan arah (reversal), maka level support terdekat yang berpotensi diuji berada di kisaran USD59,80 per barel.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik 2% Gegara Ketegangan Geopolitik |