Wakil Kepala Staf Kepresidenan, M. Qodari saat meninjau lokasi sementara Sekolah Rakyat di Sukabumi. Foto: Istimewa.
Anggi Tondi Martaon • 4 June 2025 17:11
Jakarta: Wakil Kepala Staf Kepresidenan, M. Qodari, mengatakan Sekolah Rakyat sebagai program ajaib. Sebab, dinilai bisa mengubah nasib keluarga tidak mampu secara drastis.
Hal itu disampaikan Qodari mengunjungi Sentra Phala Marta, Sukabumi, yang direncanakan akan menjadi lokasi sementara Sekolah Rakyat. Dia menekankan anak-anak dari keluarga kurang mampu, khususnya yang berada di desil 1 (kelompok termiskin), akan mendapat kesempatan belajar yang layak dan setara dengan anak-anak dari keluarga mapan di Sekolah Rakyat.
“Anak-anak yang tadinya jangankan sekolah, makan pun sulit, di sini sudah tidak pusing lagi. Sekolah gratis, seragam disiapkan, sepatu, laptop, makan, semuanya disediakan. Ini adalah program yang luar biasa. Bapaknya desil 1, anak-anak ini bisa naik jadi desil 10,” kata Qodari melalui keterangan tertulis, Rabu, 4 Juni 2025.
Qodari menuturkan bahwa program ini dirancang untuk memutus transmisi kemiskinan antargenerasi. Ia mencontohkan bahwa sebagian besar orang tua calon siswa hanya tamat SD, yang berimplikasi pada keterbatasan ekonomi dan pendidikan anak-anaknya.
Dengan hadirnya Sekolah Rakyat, diharapkan generasi berikutnya lebih baik. "Kalau anaknya lulus SMP, lanjut SMA, bahkan lebih jauh," ungkap dia.
Bahkan, berkembang wacana pemberian beasiswa terhadap lulusan Sekolah Rakyat. Hal itu dibahas bersama Kementerian Sosial (
Kemensos).
"Jadi, anak-anak ini, yang tadinya ibaratnya gelap, sekarang bisa punya harapan untuk sekolah sampai ke luar negeri,” sebut dia.
Selain itu, Qodari mengatakan Sekolah Rakyat tidak hanya digarap Kemensos sebagai pelaksana utama, tetapi juga melibatkan kementerian lembaga lain. Hal itu membuktikan pemerintah serius menggarap Sekolah Rakyat.
“Ini adalah salah satu program kebijakan publik paling revolusioner. Dalam satu jentikan kebijakan, kita ubah nasib seseorang. Dan program ini dikerjakan secara kolaboratif oleh banyak kementerian dan lembaga, termasuk KSP, Kemensos, Kementerian PU, Kemendikdasmen, dan Kemenag,” ujar dia.
Dalam kesempatan tersebut, Qodari juga menegaskan pentingnya ketepatan sasaran. Anak-anak yang diprioritaskan adalah mereka yang benar-benar membutuhkan, agar peluang transformasi nasib ini tidak sia-sia.
Dia menjelaskan para calon siswa diseleksi ketat. Proses verifikasi nantinya dilakukan pendamping Program Keluarga Harapan PKH dan Kemensos.
“Kita semua di sini punya satu tujuan, memutus mata rantai kemiskinan dan mengubah nasib anak-anak Indonesia. Dari yang gelap, menjadi seterang matahari Sukabumi,” kata dia.
Bagi Qodari, program Sekolah Rakyat bukan sekadar angka dalam laporan atau kerja birokrasi semata. Tetapi, upaya untuk mewujudkan keadilan sosial.
“Program ini
beyond numbers,
beyond work. Ada 10.000 anak dalam gelombang pertama yang nasibnya akan berubah. Ini bukan hanya soal angka, ini soal harapan dan keadilan sosial. Dan setiap orang yang terlibat di dalamnya, ikut serta dalam kerja besar menghapus tradisi kemiskinan,” ujar dia.