Massa Ojol di Banyumas Tuntut Penghapusan Sistem Slot Order

Demo masa ojol di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. MI

Massa Ojol di Banyumas Tuntut Penghapusan Sistem Slot Order

Media Indonesia • 20 May 2025 18:26

Banyumas: Ratusan pengemudi ojek online (ojol) roda dua dan empat dari wilayah Banyumas Raya, Jawa Tengah menggelar aksi damai pada Selasa, 20 Mei bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Aksi yang berlangsung sejak pagi hingga sore ini menjadi bagian dari gerakan nasional yang dilakukan secara serentak di berbagai daerah di Indonesia.

Aksi tersebut diikuti oleh pengemudi dari berbagai aplikasi transportasi daring asal Banyumas, Purbalingga, dan Cilacap. Mereka menyerukan “off-bid” atau tidak mengambil order mulai pukul 06.00 hingga 15.00 WIB, sebagai bentuk protes terhadap berbagai kebijakan aplikator yang dinilai memberatkan.

Penanggung jawab aksi, Arbi Rusmana, menyebutkan para driver membawa empat tuntutan utama di tingkat nasional. Di antaranya kenaikan tarif layanan penumpang, pengaturan resmi untuk layanan pengantaran makanan dan barang, penerapan tarif bersih sesuai jarak tempuh (Argo Sesuai Kilometer/ASK), serta pengesahan Undang-Undang Transportasi Online.

“Muara dari semua tuntutan ini adalah satu: regulasi. Sampai hari ini, pemerintah belum hadir memberikan perlindungan terhadap driver. Semua keputusan tarif dan sistem kerja masih ditentukan sepihak oleh aplikator,” kata Arbi.
 

Baca: Pengemudi Ojol Nilai Regulasi Pengantaran Barang & Makanan Tidak Manusiawi

Lebih lanjut, Arbi menambahkan driver dari wilayah Banyumas Raya juga mengajukan tiga tuntutan tambahan: penghapusan sistem beta, sistem slot order, dan sistem hemat berbayar. Sistem slot, menurutnya, justru menciptakan diskriminasi terhadap driver roda dua karena hanya yang terdaftar yang mendapat orderan.

Meski tidak bersifat wajib, aksi off-bid diikuti oleh sebagian besar driver. Arbi menegaskan aksi ini bukan bentuk pemaksaan, melainkan ajakan solidaritas demi masa depan yang lebih baik bagi seluruh mitra driver.

“Kami hanya mengajak. Yang tetap narik itu hak mereka. Tapi kami berharap semua sadar bahwa perjuangan ini untuk kita semua,” tegas Arbi.

Sementara itu, Rani, 37, salah satu driver ojol roda dua, mengeluhkan sistem slot yang membuat mereka harus bekerja dalam tekanan. “Kalau tidak ikut slot, orderan sepi. Tapi kalau ikut, penghasilan dari kirim makanan cuma Rp5-6 ribu. Itu belum potong bensin, belum servis motor. Sangat tidak manusiawi,” ujarnya.

Aksi damai yang dipusatkan di Alun-alun Purwokerto ini berjalan tertib. Perwakilan driver turut menyampaikan aspirasi mereka secara langsung kepada Pemerintah Kabupaten Banyumas dan anggota DPRD setempat. Sekretaris Daerah Kabupaten Banyumas Agus Nur Hadie mengaku telah menjalin komunikasi dengan Komisi V DPR RI terkait regulasi transportasi online.

“Saya mendorong agar UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan direvisi. Saat ini aturan itu hanya mengakomodasi roda empat untuk angkutan umum, padahal kenyataan di lapangan justru didominasi roda dua,” kata Agus. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)