AS dan Eropa Beri Iran Deadline Capai Kesepakatan Nuklir Akhir Agustus

Menlu AS, Marco Rubio (Kiri) dan Sekjen NATO, Mark Rutte (Kanan). (Olivier MatthysS/EPA-EFE)

AS dan Eropa Beri Iran Deadline Capai Kesepakatan Nuklir Akhir Agustus

Riza Aslam Khaeron • 16 July 2025 10:24

Washington DC: Amerika Serikat (AS) bersama tiga negara Eropa—Prancis, Jerman, dan Inggris—dilaporkan telah menetapkan batas waktu akhir Agustus 2025 bagi Iran untuk menyepakati perjanjian nuklir baru.

Keputusan ini diambil dalam pembicaraan telepon antara Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dengan rekan-rekannya dari Eropa pada Senin, 14 Juli 2025, seperti dilaporkan Axios berdasarkan tiga sumber yang mengetahui percakapan tersebut.

Menurut laporan tersebut, jika Iran gagal mencapai kesepakatan dalam waktu yang ditentukan, negara-negara Eropa akan mengaktifkan mekanisme "snapback" yang akan mengembalikan seluruh sanksi PBB yang sebelumnya dicabut berdasarkan kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA). Mekanisme ini akan kedaluwarsa pada Oktober 2025, dan proses aktivasinya membutuhkan waktu 30 hari.

"Negara-negara Eropa ingin menyelesaikan proses ini sebelum Rusia mengambil posisi strategis di Dewan Keamanan PBB," ungkap salah satu sumber, merujuk pada dinamika politik global yang semakin kompleks.

Iran melalui juru bicara kementerian luar negerinya telah menyatakan penolakan keras terhadap mekanisme ini.

"Tidak ada dasar hukum untuk mengaktifkan snapback," tegas pejabat Iran, sambil mengancam akan menarik diri dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT)

Namun, dua sumber menyebutkan bahwa negara-negara Eropa berencana mendekati Iran dengan penawaran bahwa sanksi dapat dihindari jika Teheran bersedia memulihkan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan menghilangkan 400 kg uranium yang telah diperkaya hingga kemurnian 60%.
 

Baca Juga:
Iran Tolak Perundingan Jika AS Bersikeras Minta Hentikan Pengayaan Nuklir

Di balik layar, pemerintahan Trump telah berupaya melanjutkan perundingan nuklir sejak berakhirnya perang antara Israel dan Iran. Kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Gedung Putih pekan lalu memperkuat posisi ini, di mana Netanyahu meminta Trump untuk tidak menghalangi snapback. 

"Kami merasa Trump dan timnya setuju dengan kami," ujar pejabat Israel, dikutip dari Axios.

Sebelumnya Steve Witkoff, utusan khusus Gedung Putih untuk isu Iran, dilaporkan telah menyampaikan pesan tegas bahwa semua perundingan selanjutnya harus dilakukan secara langsung tanpa perantara.

"Hanya dengan komunikasi langsung kita bisa menghindari kesalahpahaman dan mencapai kemajuan nyata," tegas Witkoff dalam pertemuan terakhir dengan diplomat Iran, menurut sumber AS. Pendekatan ini mencerminkan frustrasi Trump yang semakin dalam melihat keengganan Iran kembali ke meja perundingan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)