RUU ‘Big Beautiful Bill’ Trump Lolos Dramatis di Voting Final Senat

Gedung US Capitol di Washington DC, Amerika Serikat. (Anadolu Agency)

RUU ‘Big Beautiful Bill’ Trump Lolos Dramatis di Voting Final Senat

Willy Haryono • 2 July 2025 06:43

Washington: Rancangan Undang-Undang (RUU) ‘Big Beautiful Bill’ andalan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang berisi pemotongan pajak besar-besaran dan pengurangan belanja negara lolos secara dramatis di Senat AS pada Selasa, 1 Juli, dalam voting final paling ketat. Suara sempat imbang 50-50, namun kemudian berujung pada lolosnya RUU lewat suara penentu dari Wakil Presiden JD Vance.

Tiga senator dari Partai Republik yang menolak RUU ini adalah Thom Tillis (North Carolina), Susan Collins (Maine), dan Rand Paul (Kentucky).

Mengutip dari The Telegraph Online, Rabu, 2 Juli 2025, kemenangan ini menandai akhir dari akhir pekan yang penuh ketegangan di Gedung Capitol, di mana masa depan RUU sepanjang 940 halaman berjudul resmi One Big Beautiful Bill Act sempat tergantung di ujung tanduk—antara disahkan atau gagal total.

Meski Partai Republik menguasai Kongres, mereka harus melewati berbagai hambatan internal dan perlawanan dari Demokrat. RUU tersebut kini dilayangkan kembali ke DPR, di mana Ketua DPR Mike Johnson sebelumnya telah memperingatkan agar Senat tidak melakukan terlalu banyak perubahan dari versi yang telah disetujui DPR.

Namun, Senat tetap melakukan perubahan, terutama pada program Medicaid, yang kini dikhawatirkan justru memunculkan masalah baru saat DPR dan Senat berpacu menyelesaikan proses legislasi sebelum tenggat 4 Juli yang dicanangkan Trump.

Presiden Trump sendiri mengakui bahwa isi RUU ini “sangat rumit” saat ia meninggalkan Gedung Putih menuju Florida. “Saya tidak ingin pemotongan berlebihan,” ujarnya. “Saya tidak suka pemotongan anggaran.”

Vote-a-Rama

Awalnya merupakan hari panjang penuh voting amandemen lewat mekanisme vote-a-rama, kemudian berubah menjadi maraton politik sepanjang malam, saat para pemimpin Partai Republik mencoba membeli waktu untuk menggalang dukungan.

Di balik panggilan voting yang membosankan, berlangsung manuver politik intens untuk menjaga agar RUU tidak goyah. Wajah-wajah tegang mewarnai lantai Senat maupun ruang-ruang pertemuan, menunjukkan betapa krusialnya momen ini.

Pemimpin Mayoritas Senat John Thune (South Dakota) terlihat mati-matian menjembatani kubu Partai Republik yang khawatir pemangkasan Medicaid akan meninggalkan jutaan warga tanpa jaminan kesehatan, dengan kelompok konservatif garis keras yang justru menuntut pemotongan anggaran yang lebih dalam untuk menahan defisit akibat pemangkasan pajak.

Dengan mayoritas yang sangat tipis, Thune hanya bisa kehilangan maksimal tiga suara dari partainya. Tillis menolak karena khawatir jutaan warga kehilangan akses ke Medicaid, sementara Paul menolak karena keberatan dengan kenaikan plafon utang sebesar $5 triliun.

Fokus kemudian beralih ke dua senator penting: Lisa Murkowski (Alaska) dan Susan Collins, yang sama-sama khawatir soal pemotongan dana kesehatan, serta keempat senator konservatif yang mendorong pemangkasan lebih ekstrem.

Murkowski menjadi sasaran lobi utama pimpinan Senat dari Partai Republik. Ia tampak dikelilingi rekan-rekannya untuk berdiskusi intens lebih dari satu jam, mencatat dengan serius di balik ruang Senat.

Selanjutnya perhatian tertuju pada Rand Paul, yang usai bertemu Thune tiba-tiba muncul dengan tawaran mengejutkan: ia bersedia mendukung RUU jika kenaikan plafon utangnya diturunkan secara signifikan, menurut dua sumber yang mengetahui pertemuan tersebut secara langsung.

Sementara itu, Pemimpin Demokrat di Senat Chuck Schumer (New York) mengatakan, “Partai Republik dalam kekacauan karena mereka tahu betul RUU ini tidak populer.”

Baca juga:  Musk Kecam RUU ‘Gila’ Trump, Ancam Bentuk Partai Baru Jika Disahkan

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)