Hamas desak jaminan penghentian pertempuran untuk sepakati gencatan senjata. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 4 July 2025 13:39
Gaza: Hamas menyatakan memerlukan jaminan internasional bahwa usulan terbaru gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat (AS) akan mengarah pada penghentian permanen konflik di Gaza. Pernyataan ini muncul di tengah eskalasi serangan udara Israel yang menewaskan sedikitnya 59 orang pada Kamis, 3 Juli 2025.
Seorang sumber yang dekat dengan kelompok perlawanan Palestina tersebut mengungkapkan bahwa Hamas tidak hanya menginginkan jeda pertempuran selama 60 hari, tetapi juga kejelasan bahwa masa gencatan senjata tersebut akan digunakan untuk menyepakati penghentian total perang yang telah berlangsung sejak Oktober 2023.
Para perantara dari Mesir dan Qatar dilaporkan terus mendorong agar Amerika Serikat dan negara-negara lain memberikan jaminan tegas bahwa proses negosiasi damai akan tetap berjalan selama periode gencatan senjata. Hal ini dinilai penting untuk meyakinkan Hamas agar menyetujui usulan gencatan senjata dua bulan.
“Gencatan senjata hanya akan diterima jika ada kepastian bahwa perang benar-benar akan diakhiri,” ujar sumber yang mengetahui jalannya pembicaraan, seperti dikutip Gulf Times, Jumat, 4 Juli 2025 .
Sementara itu, seorang pejabat senior Israel menyatakan bahwa Tel Aviv telah menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera. Sumber lain menyebutkan bahwa Israel menantikan tanggapan resmi dari Hamas paling lambat Jumat.
Presiden AS Donald Trump pada Selasa lalu menyampaikan bahwa Israel telah menerima persyaratan gencatan senjata selama 60 hari yang memungkinkan kedua pihak melanjutkan negosiasi untuk mengakhiri perang.
Menurut rincian dalam proposal yang tengah dibahas, Hamas akan membebaskan 10 sandera Israel yang masih hidup, serta menyerahkan jenazah 18 sandera lainnya. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sejumlah tahanan Palestina.
Bantuan kemanusiaan akan langsung disalurkan ke Gaza, dan militer Israel dijadwalkan untuk mundur secara bertahap dari beberapa wilayah di kantong tersebut. Selanjutnya, negosiasi untuk mencapai gencatan senjata permanen akan segera dimulai begitu jeda pertempuran berlaku.
Di tengah intensitas diplomasi, situasi di Gaza terus memburuk. Serangan terbaru Israel pada Kamis menambah jumlah korban jiwa secara signifikan, memperkuat urgensi penyelesaian politik atas konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan krisis kemanusiaan berskala besar di wilayah tersebut.
(Muhammad Reyhansyah)