Profil Zohran Mamdani, Wali Kota Muslim Pertama di New York

Zohran Mamdani, Wali Kota Muslim Pertama Kota New York City. (Anadolu)

Profil Zohran Mamdani, Wali Kota Muslim Pertama di New York

Riza Aslam Khaeron • 5 November 2025 11:04

Jakarta: Zohran Kwame Mamdani resmi terpilih sebagai Wali Kota New York, Amerika Serikat (AS) pada Selasa, 4 November 2025 waktu setempat, dalam pemilihan umum yang mencatatkan sejarah baru bagi kota tersebut.

Politikus berhaluan kiri dari Partai Demokrat ini menjadi wali kota Muslim pertama dalam sejarah New York City. Kemenangannya dirayakan luas oleh para pendukungnya yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat, khususnya komunitas progresif dan minoritas yang selama ini menjadi basis utamanya.

Terpilihnya Mamdani ke jabatan eksekutif tertinggi di kota terbesar Amerika Serikat menandai titik balik dalam politik perkotaan nasional. Mamdani kerap menjadi bahan perbincangan sebelumnya menjelang pemilu wali kota New York bahkan di luar masyarakat New York.

Ia memiliki pandangan yang tidak biasa di kalangan politikus Amerika Serikat (AS). Bukan hanya seorang yang dengan bangga beridentitas muslim, ia juga teguh mendukung hak rakyat Palestina, dan menyuarkan kebijakan yang sering disebut "sosialis". Berikut profil lengkap Zohrani Mamdani. 
 

Kehidupan, Pendidikan, dan Karier

Zohran Kwame Mamdani lahir pada 18 Oktober 1991 di Kampala, Uganda, sebagai anak tunggal dari pasangan akademisi terkemuka Mahmood Mamdani dan sutradara film internasional Mira Nair. Ia diberi nama tengah “Kwame” sebagai penghormatan terhadap Kwame Nkrumah, presiden pertama Ghana.

Latar belakang keluarga Mamdani mencerminkan keberagaman identitas Asia Selatan dan Afrika Timur: sang ayah berasal dari komunitas Muslim Gujarati yang tumbuh di Uganda, sementara ibunya adalah Hindu Punjabi kelahiran India yang dibesarkan di Odisha.

Masa kecil Mamdani dihabiskan berpindah antarnegara. Setelah tinggal di Kampala hingga usia lima tahun, ia kemudian menetap di Cape Town, Afrika Selatan, mengikuti tugas ayahnya sebagai pengajar kajian Afrika di University of Cape Town.

Saat berusia tujuh tahun, keluarga mereka pindah ke New York City, dan menetap di kawasan Morningside Heights. Mamdani menempuh pendidikan dasar di Bank Street School for Children, lalu melanjutkan ke Bronx High School of Science, tempat ia ikut mendirikan tim kriket sekolah dan aktif dalam kegiatan siswa.

Minatnya pada isu keadilan sosial sudah terlihat sejak muda. Dalam sebuah pemilu simulasi saat SMP, ia mencalonkan diri sebagai kandidat independen dengan platform kesetaraan dan antiperang.

Semasa kuliah di Bowdoin College di Maine, ia mengambil jurusan kajian Afrika (Africana Studies) dan ikut mendirikan cabang Students for Justice in Palestine, yang mengadvokasi hak-hak rakyat Palestina.

Sebelum masuk ke politik elektoral, Mamdani bekerja sebagai konselor perumahan dan pencegahan penyitaan rumah (foreclosure prevention counselor) di Queens, membantu keluarga imigran berpenghasilan rendah menghadapi ancaman penggusuran.

Pengalaman tersebut memperkuat komitmennya untuk memperjuangkan keadilan perumahan di tingkat kebijakan. Selain itu, ia sempat menekuni musik rap dengan nama panggung Young Cardamom, berkolaborasi dengan musisi Uganda dalam proyek musik dan soundtrack film “Queen of Katwe” karya ibunya.

Perjalanan politik Mamdani dimulai dari kerja-kerja akar rumput. Ia terlibat sebagai sukarelawan dan manajer kampanye untuk sejumlah kandidat progresif di New York City, sebelum mencalonkan diri dan terpilih menjadi anggota Majelis Negara Bagian New York untuk Distrik ke-36 (Astoria) pada 2020.

Kemenangannya atas petahana lima periode menjadi awal kiprahnya dalam lembaga legislatif, yang berlanjut dengan terpilih kembali tanpa lawan pada 2022 dan 2024.
 
Baca Juga:
Politikus Muslim Zohran Mamdani Menang dalam Pemilihan Wali Kota New York
 

Teguh Mendukung Hak Palestina

Sikap Zohran Mamdani terhadap konflik Israel–Palestina menjadi salah satu elemen paling menonjol dalam profil politiknya. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh publik di Amerika Serikat yang secara konsisten dan terbuka menyuarakan pembelaan terhadap hak-hak rakyat Palestina, bahkan di tengah risiko politik yang tinggi di kota seperti New York.

Dalam berbagai kesempatan, Mamdani secara tegas mengecam tindakan militer Israel di Gaza. Ia menyebut bahwa Israel telah melakukan “apartheid” dan “genosida”, serta mengkritik keras ketimpangan struktural yang dihadapi warga Palestina di wilayah pendudukan.

"Saya akan selalu tegas dalam kata-kata dan berpijak pada fakta: Israel sedang melakukan genosida," tulis Mamdani di X, 1 November 2025.

Komitmennya terhadap prinsip kesetaraan terlihat pula dalam dukungannya terhadap gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS), yang menyerukan penghentian dukungan ekonomi terhadap Israel sebagai bentuk tekanan atas pelanggaran hak asasi manusia terhadap Palestina.

Mamdani juga tidak segan menanggapi isu-isu kontroversial. Dalam sebuah wawancara podcast, ia menolak mengecam slogan “globalize the intifada”.

“Bagi saya, frasa itu mencerminkan keinginan putus asa akan kesetaraan dan hak yang setara dalam memperjuangkan hak asasi manusia rakyat Palestina,” ujarnya.

Komitmen Mamdani tidak berhenti pada retorika. Pada tahun 2023, ia memperkenalkan rancangan undang-undang bertajuk Not on our dime! untuk melarang badan amal di New York menyalurkan donasi bebas pajak yang digunakan untuk mendanai pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat. 

“Undang-undang ini menegaskan bahwa New York tidak akan lagi secara efektif mensubsidi kejahatan perang dan pelanggaran hukum internasional,” ujar Mamdani.

“Yang kita hadapi adalah sejumlah badan amal terdaftar di negara bagian New York yang mengirim setidaknya 60 juta dolar AS per tahun ke organisasi pemukim Israel yang kemudian menggunakan dana itu untuk melanjutkan sejarah pengusiran dan perampasan terhadap warga Palestina,” tambahnya.

Dukungan Mamdani terhadap hak Palestina menjadikannya sasaran serangan politik dari berbagai pihak, termasuk Presiden AS Donald Trump. Sehari sebelum pemilu, Trump menulis di Truth Social mengecam Mamdani dan menyebutnya sebagai "pembenci Yahudi".

“Setiap orang Yahudi yang memilih Zohran Mamdani adalah orang bodoh!!!” tulis Trump. Trump bahkan secara terbuka mengancam akan mencabut pendanaan federal untuk New York jika Mamdani terpilih sebagai wali kota.

Menanggapi hal itu, Mamdani menyatakan bahwa dirinya adalah “mimpi terburuk Donald Trump” dan bertekad akan melawan sang presiden “di setiap langkah.”

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)