Keluarkan Langkah Konkret Menyikapi Tuntutan 17+8, DPR: untuk Evaluasi Bersama

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. Foto: Istimewa.

Keluarkan Langkah Konkret Menyikapi Tuntutan 17+8, DPR: untuk Evaluasi Bersama

Anggi Tondi Martaon • 6 September 2025 20:00

Jakarta: DPR RI mengambil sejumlah langkah konkret merespons tuntutan publik yang dikenal dengan sebutan 17+8 Tuntutan Rakyat. Diharapkan, keputusan tersebut dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif dan menciptakan pemerintahan yang lebih bersih dan efisien.

“Keputusan ini diambil DPR RI untuk merespons aspirasi masyarakat, memperbaiki diri menjadi lembaga yang inklusif, dan mengembalikan kepercayaan publik,” ujar Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad melalui keterangan tertulis, Sabtu, 6 September 2025. 

Langkah konkret yang dikeluarkan merupakan hasil rapat konsultasi pimpinan DPR bersama pimpinan fraksi pada Kamis, 4 September 2025, yaitu:

  • Penghentian Tunjangan Perumahan Anggota DPR
DPR RI menyepakati penghentian pemberian tunjangan perumahan bagi anggota DPR terhitung sejak 31 Agustus 2025. Langkah tersebut diambil sebagai respons terhadap tuntutan masyarakat yang meminta pembekuan kenaikan gaji dan tunjangan anggota DPR, serta pembatalan fasilitas baru, termasuk pensiun seumur hidup.
  • Moratorium Kunjungan Kerja ke Luar Negeri
DPR juga memberlakukan moratorium kunjungan kerja ke luar negeri sejak 1 September 2025, kecuali untuk menghadiri undangan kenegaraan. Keputusan ini bertujuan untuk mengurangi pengeluaran dan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan anggaran negara.
 
Baca juga: DPR Sudah Penuhi Tuntutan 17+8 Rakyat, Lembaga Lain Ditunggu
  • Pemangkasan Tunjangan dan Fasilitas Anggota DPR
DPR RI akan melakukan evaluasi dan pemangkasan terhadap sejumlah tunjangan dan fasilitas anggota DPR. Di antaranya, biaya langganan listrik, jasa telepon, biaya komunikasi intensif, dan biaya tunjangan transportasi.

Langkah ini diharapkan dapat mencerminkan sikap DPR yang lebih responsif terhadap aspirasi publik.
  • Penonaktifan Anggota DPR oleh Partai Politik
DPR mendukung tindakan partai politik yang telah menonaktifkan anggota DPR yang terlibat dalam kontroversi. Anggota DPR yang telah dinonaktifkan tidak mendapatkan hak-hak keuangannya.

Pimpinan DPR juga meminta Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) untuk berkoordinasi dengan Mahkamah Kehormatan Partai Politik. Langkah tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti kasus ini.
  • Komitmen Terhadap Transparansi dan Partisipasi Publik
DPR RI berkomitmen untuk memperkuat transparansi dan partisipasi publik dalam setiap proses legislasi maupun kebijakan lainnya. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa aspirasi rakyat menjadi dasar penting bagi DPR dalam melakukan perbaikan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)