Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli. (Foto: Dok. Kemnaker)
Patrick Pinaria • 2 September 2025 11:29
Karawang: Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan pentingnya kolaborasi pemerintah, Serikat Pekerja/Serikat Buruh (SP/SB), dan dunia usaha dalam menghadapi tantangan ketenagakerjaan. Hal itu ia sampaikan saat membuka Rapat Kerja Nasional Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik, dan Mesin (FSP LEM SPSI) di Karawang, pada Senin, 1 September 2025.
Menurut Menaker Yassierli, ada tiga pekerjaan rumah (PR) utama yang perlu menjadi perhatian bersama, yaitu pembaruan regulasi, penguatan Gerakan Produktivitas Nasional, serta upskilling dan reskilling tenaga kerja.
Menaker menyebut sejumlah isu ketenagakerjaan masih membutuhkan solusi komprehensif, mulai dari upah minimum (UM), tenaga kerja asing (TKA), perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT), outsourcing, cuti, hingga pesangon dan pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Saya melihat ini adalah tantangan sekaligus kesempatan bagi kita semua untuk menghadirkan masa depan bangsa, bagi anak cucu kita," ujarnya.
(Foto: Dok. Kemnaker)
Dalam kesempatan tersebut, Yassierli menekankan hubungan industrial yang harmonis saja tidak cukup. Menurutnya, dunia kerja Indonesia perlu bergerak ke arah hubungan industrial transformatif dengan produktivitas sebagai kunci utama.
"Produktivitas kita masih 10 persen di bawah rata-rata ASEAN. Mimpi besar saya, SP/SB menjadi champion produktivitas, menjadi ahli dan konsultan, bahkan ikut mengampanyekan budaya kerja produktif," jelasnya.
Baca: Indonesia Raih 28 Medali di WorldSkills ASEAN 2025, Bukti Talenta Muda Mampu Bersaing |