Protes Massal Warnai Kebijakan Trump di AS dan Eropa

Ratusan ribu pengunjuk rasa berkumpul di puluhan kota di seluruh Amerika Serikat dan Eropa pada Sabtu, 5 April 2025 untuk memprotes kebijakan Trump. Foto: dok Xinhua/Qiu Chen.

Protes Massal Warnai Kebijakan Trump di AS dan Eropa

Ade Hapsari Lestarini • 7 April 2025 08:20

Beijing: Ratusan ribu pengunjuk rasa berkumpul di puluhan kota di seluruh Amerika Serikat dan Eropa pada Sabtu, 5 April 2025 untuk memprotes kebijakan kontroversial pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Protes ini termasuk penerapan apa yang disebut tarif timbal balik, penutupan lembaga federal, dan deportasi imigran.

Melansir Xinhua, Senin, 7 April 2025, di Amerika Serikat, sekitar 600 ribu orang bergabung dalam lebih dari 1.400 protes di seluruh 50 negara bagian dengan tema "Hands Off," menurut penyelenggara.

Diselenggarakan oleh koalisi yang terdiri dari lebih dari 150 kelompok, termasuk organisasi hak-hak sipil, serikat buruh, dan asosiasi veteran, para demonstran berkumpul di gedung-gedung DPR negara bagian, gedung-gedung federal, kantor-kantor kongres, kantor pusat Administrasi Jaminan Sosial, balai kota, dan taman-taman umum.

"Gerakan damai ini didukung oleh orang-orang biasa -- perawat, guru, siswa, orang tua -- yang bangkit untuk melindungi apa yang paling penting. Kami bersatu, kami tak kenal lelah, dan kami baru saja memulai," kata Direktur Eksekutif kelompok aktivis MoveOn, Rahna Epting.

"Kami di sini berjuang untuk jiwa Amerika. Apakah kita tetap menjadi cahaya penuntun bagi kemajuan, kasih sayang, dan keadilan di dunia seperti yang diimpikan oleh para penggiat pendanaan? Atau mengikuti Trump untuk menjadi pengganggu menyedihkan lainnya dengan tujuan besar untuk mengeksploitasi semua negara lain di dunia?," tegas Angela C, seorang pengunjuk rasa di Los Angeles, kepada Xinhua.
 

Baca juga: Tanpa Keringanan Tarif, AS Kemungkinan Terjerumus ke Jurang Resesi



Ilustrasi Gedung Putih. Foto: dok Xinhua/Liu Jie

Pernyataan Gedung Putih


Beberapa pejabat terpilih juga bergabung dalam kampanye tersebut. Wali Kota Boston Michelle Wu mengatakan dia tidak ingin anak-anaknya dan orang lain hidup di dunia dengan ancaman dan intimidasi menjadi sarana pemerintahan dan nilai-nilai seperti keberagaman dan perdamaian sedang diserang.

"Presiden Trump tidak akan terhalang untuk memenuhi janji-janji yang dibuatnya untuk membuat pemerintah federal kita lebih efisien dan lebih bertanggung jawab kepada para pembayar pajak Amerika yang bekerja keras di seluruh negeri yang dengan suara mayoritas memilihnya kembali," ujar Gedung Putih dalam pernyataannya, menanggapi protes tersebut, menurut USA Today.

Protes juga diadakan di kota-kota Eropa seperti Berlin, Frankfurt, Paris, London, dan Lisbon. Di Berlin, ratusan orang berkumpul di luar ruang pamer Tesla untuk memprotes pemilik Tesla, Elon Musk, yang juga merupakan sekutu dekat Trump.

Sementara di London, para pengunjuk rasa berunjuk rasa di Trafalgar Square, memegang spanduk bertuliskan "Orang Amerika yang Bangga dan Malu" dan meneriakkan "Jangan Sentuh Kanada" dan "Jangan Sentuh Greenland."

Aksi unjuk rasa di Eropa ini terjadi beberapa hari setelah Trump memberlakukan tarif "timbal balik" sebesar 20 persen pada impor Uni Eropa, dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menghadiri pertemuan menteri luar negeri NATO pertamanya di Brussels awal minggu ini -- yang secara luas dipandang sebagai upaya untuk mengelola ketegangan antara kedua belah pihak di Atlantik menjelang pertemuan puncak para pemimpin NATO pada Juni.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(ade)