Hizbullah Siap Berhenti Serang Israel dengan Syarat Gencatan Senjata

Pendukung Hizbullah bersorak saat melihat kehadiran Hassan Nasrallah di sebuah layar televisi. (AP)

Hizbullah Siap Berhenti Serang Israel dengan Syarat Gencatan Senjata

Marcheilla Ariesta • 28 February 2024 16:15

Beirut: Hizbullah, kelompok militan asal Lebanon, siap berhenti menyerang Israel jika kelompok pejuang Palestina Hamas telah menyetujui gencatan senjata dengan Tel Aviv di Jalur Gaza. Namun, hal ini tidak berlaku jika Israel masih menyerang Lebanon selama gencatan senjata.

Hizbullah dan militer Israel hampir setiap hari melakukan baku tembak di area perbatasan selatan sejak 8 Oktober, sehari setelah Hamas menyerang wilayah Israel.

November lalu, gencatan senjata sementara sempat tercapai antara Hamas dan Israel, yang memungkinkan pembebasan sandera dan tahanan. Selama skema tersebut, perbatasan Israel-Lebanon relatif tenang.

Hamas kini mempertimbangkan proposal baru, yang disetujui Israel dalam pembicaraan dengan mediator di Paris pekan lalu, untuk kesepakatan jeda pertempuran selama 40 hari. Jika terwujud, ini akan menjadi perpanjangan jeda pertama dari perang yang telah berlangsung selama lima bulan.

"Saat Hamas mengumumkan persetujuannya terhadap gencatan senjata, dan saat gencatan senjata diumumkan, Hizbullah akan mematuhi gencatan senjata tersebut dan akan segera menghentikan operasi di selatan, seperti yang terjadi sebelumnya," kata salah satu sumber Hizbullah, dilansir dari Malay Mail, Rabu, 28 Februari 2024.

"Namun, jika Israel terus menembaki Lebanon, Hizbullah tidak akan ragu untuk melanjutkan pertempuran," lanjut sumber tersebut.

Kantor media Hizbullah belum segera menanggapi permintaan komentar.

Baca juga: Qatar Sebut Tak Ada Terobosan dalam Dialog Gencatan Senjata Gaza

Agresi Israel di Gaza

Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan awal bulan ini bahwa serangannya terhadap Israel hanya akan berakhir ketika "agresi" terhadap Gaza juga diakhiri.

Hizbullah adalah salah satu dari beberapa kelompok yang bersekutu dengan Iran di Timur Tengah yang telah terlibat sejak perang Gaza dimulai. Hizbullah telah melakukan kampanye militer yang mereka lakukan untuk mendukung warga Palestina yang dibombardir Israel di Gaza.

Kelompok pemberontak Houthi di Yaman juga mendukung Palestina dengan menembaki kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah. Amerika Serikat (AS) pun mencoba menghalau serangan Houthi yang dinilai telah mengganggu rute perdagangan internasional.

Di Lebanon, serangan udara dan rudal Israel telah menewaskan hampir 200 anggota Hizbullah dan sekitar 50 warga sipil. Serangan dari Lebanon ke Israel telah menewaskan belasan tentara Israel. Puluhan ribu warga telah mengungsi di kedua sisi perbatasan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)