Warga Brasil mengungsi di tengah bencana banjir di Rio Grande do Sul. (EPA)
Willy Haryono • 5 May 2024 11:18
Brasilia: Hujan deras di negara bagian paling selatan Brasil, Rio Grande do Sul, telah menewaskan sedikitnya 55 orang, kata pemerintah setempat pada Sabtu malam, dengan puluhan lainnya belum ditemukan.
Otoritas pertahanan sipil Rio Grande do Sul mengatakan 74 orang masih hilang dan lebih dari 69.000 orang mengungsi karena badai dalam beberapa hari terakhir telah berdampak pada hampir dua pertiga dari 497 kota di negara bagian tersebut, yang berbatasan dengan Uruguay dan Argentina.
Mengutip dari India Today pada Minggu, 5 Mei 2024, pihak berwenang setempat sedang menyelidiki apakah tujuh kematian lainnya terkait dengan badai tersebut, setelah pada hari sebelumnya mereka melaporkan total lebih dari 55 kematian.
Banjir menghancurkan jalan dan jembatan di beberapa wilayah Rio Grande do Sul. Badai tersebut juga memicu tanah longsor dan runtuhnya sebagian bendungan di pembangkit listrik tenaga air kecil. Bendungan kedua di kota Bento Goncalves juga berisiko runtuh, kata pihak berwenang.
Di Porto Alegre, ibu kota Rio Grande do Sul, danau Guaiba meluap dan membanjiri jalan-jalan.
Bandara internasional Porto Alegre telah menangguhkan semua penerbangan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Gubernur Negara Bagian Eduardo Leite mengatakan kepada wartawan pada Sabtu malam bahwa Rio Grande do Sul memerlukan "Rencana Marshall" untuk pulih dari badai dan konsekuensinya — mengacu pada rencana pemulihan ekonomi Eropa setelah Perang Dunia Kedua.
Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva, yang mengunjungi Rio Grande do Sul pada hari Kamis, akan melakukan perjalanan kembali ke negara bagian tersebut pada hari Minggu ini untuk mengikuti upaya penyelamatan, kata kepala komunikasinya Paulo Pimenta pada hari Sabtu.
Lula mengatakan pada X bahwa pemerintahnya terus menjalin kontak dengan otoritas negara bagian dan kota untuk mendukung wilayah tersebut dengan apa pun yang mereka butuhkan.
Hujan diperkirakan akan turun di wilayah utara dan timur laut negara bagian itu hingga hari Minggu, namun volume curah hujan telah menurun, dan diperkirakan jauh di bawah puncak yang terlihat pada awal minggu ini, menurut otoritas meteorologi negara bagian tersebut.
Namun, “ketinggian air sungai akan tetap tinggi selama beberapa hari”, kata Leite pada hari Sabtu sebelumnya.
Rio Grande do Sul berada di titik pertemuan geografis antara atmosfer tropis dan kutub, yang menciptakan pola cuaca dengan periode hujan lebat dan kekeringan lainnya.
Ilmuwan lokal yakin pola ini semakin intensif akibat perubahan iklim.
Baca juga: Banjir akibat Hujan Deras di Brasil Tewaskan 39 Orang