Harga Minyak Naik Lebih dari 1%

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Harga Minyak Naik Lebih dari 1%

Husen Miftahudin • 9 August 2024 09:50

Houston: Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) naik lebih dari satu persen pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB) hingga melampaui USD76 per barel, karena data tenaga kerja yang positif meredakan kekhawatiran resesi dan memanasnya ketegangan Timur Tengah semakin mendorong harga.
 
Dikutip dari CNBC International, Jumat, 9 Agustus 2024, minyak mentah WTI AS untuk kontrak September 2024 berada pada posisi USD76,19 per barel, naik 96 sen atau 1,28 persen. Sepanjang tahun ini, minyak mentah AS telah naik 6,34 persen.
 
Sementara, harga minyak mentah Brent untuk kontrak Oktober 2024 berada pada level USD79,16 per barel, naik 83 sen atau 1,06 persen. Tahun ini, patokan global telah naik 2,75 persen.
 
Adapun WTI AS bangkit kembali setelah persediaan minyak mentah turun selama enam minggu berturut-turut. Data pasar tenaga kerja, yang mungkin menandakan permintaan positif, untuk sementara waktu menutupi kekhawatiran resesi yang mendorong minyak mentah AS ke posisi terendah dalam enam bulan di awal minggu.
 
Klaim pengangguran mingguan turun menjadi 233 ribu dalam minggu yang berakhir pada 3 Agustus, Departemen Tenaga Kerja melaporkan, penurunan 17 ribu dibandingkan dengan minggu sebelumnya dan di bawah angka yang diharapkan di Wall Street.
 

Baca juga: Naik Lebih dari 2%, Harga Minyak Dunia Bangkit
 

Menanti serangan Iran ke Israel

 
Pasar minyak sekarang menunggu untuk melihat apakah Iran akan menindaklanjuti ancamannya untuk menyerang Israel setelah pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran minggu lalu.
 
Beberapa maskapai penerbangan internasional telah membatalkan penerbangan ke Israel karena ketegangan di wilayah tersebut meningkat.
 
"Minyak terus menjadi kisah yang menunjukkan risiko geopolitik," kata Ryan Grabinski, seorang analis di Strategas, kepada klien dalam sebuah catatan.
 
"Terlepas dari konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah, khususnya dengan Iran dan Israel, tidak ada gangguan berarti terhadap aliran minyak mentah di kawasan tersebut," tulis Grabinski.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)