Sikap Iran Tentukan Ada Tidaknya Eskalasi Pascaserangan Israel

Jakarta: Israel telah melancarkan tiga gelombang serangan ke Iran sepanjang Sabtu dini hari, 26 Oktober 2024. Rentetan serangan ini merupakan balasan atas peluncuran salvo rudal dari Iran ke Israel pada 1 Oktober lalu.

Menurut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana, bereskalasi tidaknya serangan Israel ke Iran baru-baru ini bergantung pada Iran, mengenai apakah Teheran akan melakukan serangan balik tanpa jeda beberapa hari atau minggu ke depan.

“Bila Iran melakukan serangan balik secara langsung, dan Israel langsung membalas, dalam pandangan saya ini akan bereskalasi menjadi perang terbuka antar dua negara. Tidak lagi perang antar negara dengan kelompok,” ujar Hikmahanto dalam keterangan tertulis kepada awak media.

“Kalau sudah seperti ini, bukannya tidak mungkin negara lain akan terlibat seperti Amerika Serikat dan Inggris yang akan berada di belakang Israel,” sambungnya.

Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani itu juga mengatakan bahwa jika perang pada akhirnya meletus, Iran pun akan didukung sejumlah negara, termasuk Rusia.

Menyikapi situasi saat ini, lanjut Hikmahanto, maka ada tiga hal yang dapat dilakukan komunitas internasional:

1. Meski tidak akan berarti, namun PBB perlu bersikap. Dewan Keamanan PBB perlu melakukan rapat darurat, demikian juga Majelis Umum untuk mengeluarkan resolusi.

2. AS intensif melakukan lobi, baik ke Iran maupun Israel, terutama saat ini agar Iran tidak melakukan serangan balasan.

3. Negara ketiga seperti Indonesia turun untuk menjadi penengah. Intinya Indonesia perlu meminta AS agar menahan Israel untuk tidak menyerang Hamas, Hizbullah maupun Iran. Sebagai imbalannya, Indo akan meminta Iran agar tidak membalas serangan Israel.

Baca juga:  WNI di Iran Diimbau Jauhi Kerumunan Massa usai Serangan Balasan Israel