Jaksa Cecar JK soal Konsep Kehati-hatian dalam Pengadaan LNG

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK). (Medcom.id/Candra)

Jaksa Cecar JK soal Konsep Kehati-hatian dalam Pengadaan LNG

Candra Yuri Nuralam • 16 May 2024 14:19

Jakarta: Jaksa penuntut umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) memberikan pendapatnya soal konsep kehati-hatian dalam pengadaan LNG. Menurut dia, sikap itu perlu diambil.

“Oh iya, tentu, tentu, artinya prudence, tetap, ya ada, ada,” kata Kalla di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis, 16 Mei 2024.

Lebih lanjut, jaksa menjelaskan bahwa PT Pertamina (Persero) tidak melakukan mitigasi risiko yang menjadi konsep kehati-hatian dalam pengadaan LNG. Buktinya, kajiannya dibuat setelah persetujuan disahkan.

“Ini Pak mohon izin dilihat, tanggal 24 Juli 2015, persetujuan direksi, mitigasi risiko penjualan pembelian LNG dari Amerika Serikat proyek Corpus Christi melalui paket jual beli LNG dengan Shel dan Total,” ujar jaksa.

Menurut jaksa, penandatanganan LNG ini baru ada pada Desember 2013, dan Juli 2014. Data pertimbangan awalnya justru baru ada setahun setelahnya.
 

Baca: JK Bingung Karen jadi Terdakwa

Kalla mengaku tidak mengetahui dokumen itu. Sebab, teknis itu merupakan urusan PT Pertamina (Persero).

“Sekali lagi, secara teknis saya tidak ikuti seperti itu,” terang Kalla.

Kalla menjadi saksi meringankan dalam kasus ini. Dia dibawa oleh kubu eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan.

Dalam kasus ini, Karen didakwa melakukan pembelian LNG tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku. Akibat ulahnya, negara merugi USD113.839.186,60.

Dalam kasus ini, Karen disangkakan melanggar Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Lukman Diah Sari)