Data Inflasi AS Terus Dorong Wall Street Menguat

Wall Street. Foto: Unsplash.

Data Inflasi AS Terus Dorong Wall Street Menguat

Antara • 18 May 2024 07:06

New York: Laju saham di Wall Street kembali bergairah pada penutupan pekan ini. Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup di atas 40.000 untuk pertama kalinya pada hari Jumat (Sabtu WIB), menutup kenaikan kuat selama seminggu yang dipicu oleh data inflasi AS. Data inflasi AS membuat optimisme penurunan suku bunga memicu kenaikan pasar saham pada minggu ini.

DJIA naik 134,21 poin, atau 0,34 persen, menjadi 40.003,59. S&P 500 naik tipis 6,17 poin, atau 0,12 persen, menjadi 5.303,27, sementara Nasdaq Composite berakhir turun 12,35 poin, atau 0,07 persen, pada 16.685,97.
 

baca juga: 

Wall Street Gagal Lanjutkan Rekor Barunya

Pasar saham mengakhiri minggu ini dengan kuat, dengan Dow naik 1,2 persen  untuk mencatat kenaikan mingguan kelima berturut-turut. S&P 500 dan Nasdaq naik 1,5 persen dan 2,1 persen minggu ini, mencatat kenaikan beruntun terpanjang sejak Februari.

Kenaikan minggu ini telah mendorong ketiga indeks ke wilayah positif untuk kuartal kedua meskipun awal yang sulit. S&P 500 dan Nasdaq kini masing-masing naik lebih dari 11 persen pada tahun 2024, sementara Dow telah naik lebih dari 6 persen pada tahun ini.

S&P 500 naik sekitar 1,5 persen untuk minggu ini, didukung oleh hasil pendapatan yang solid dari raksasa konsumen Walmart dan laporan inflasi April meningkatkan harapan investor bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya pada akhir tahun ini.

Investor akan melihat apakah rekor pasar saham dapat berlanjut hingga minggu depan, yang diperkirakan akan menjadi minggu yang sibuk bagi perkembangan kecerdasan buatan (AI).
Microsoft akan mengadakan beberapa acara AI, menampilkan produk perangkat keras dan perangkat lunak terbarunya, sementara Nvidia akan melaporkan hasil pendapatan kuartal pertamanya setelah pasar tutup pada pekan depan.

pengembangan AI

Analis dari Fundstrat Tom Lee mengatakan investor harus terus membeli saham bahkan ketika saham mencapai rekor tertinggi baru-baru ini, karena ia memperkirakan lebih banyak pengembangan AI akan mendorong harga saham lebih tinggi.

“Secara keseluruhan, kami memperkirakan peristiwa/pendapatan ini akan memperkuat peningkatan visibilitas dan kemampuan AI serta belanja terkait. Dan sebagai konsekuensinya, akan berdampak positif secara keseluruhan bagi saham-saham Teknologi dan pasar yang lebih luas,” kata Lee dikutip dari Business Insider, Sabtu, 18 Mei 2024.

Saham akan naik setelah penurunan suku bunga The Fed terwujud sehingga investor mulai masuk ke aset beresiko dan menjauhi aset safe haven. Kemungkinan penurunan suku bunga menurut alat CME FedWatch secara umum, suku bunga akan turun setelah September. Pelaku pasar memperkirakan 92 persen kemungkinan Fed akan mempertahankan tingkat suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya di Juni, dan 66 persen kemungkinan Fed hanya akan menurunkan suku bunga satu atau dua kali pada akhir tahun ini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)