Presiden Ukraina Sebut Putin Mabuk Kekuasaan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: EFE-EPA

Presiden Ukraina Sebut Putin Mabuk Kekuasaan

Fajar Nugraha • 18 March 2024 18:03

Kyiv: Vladimir Putin kembali terpilih sebagai Presiden Rusia untuk masa enam tahun ke depan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menanggapi kemenangan dari Putin.

 

Menurut data resmi pemilu yang dikutip dari kantor berita negara RIA Novosti, dengan 99 persen tempat pemungutan suara yang telah menyerahkan hasil pemilu, Putin telah memperoleh 87,33 persen dari seluruh suara yang diberikan.

 

Ukraina yang tengah berperang dengan Putin langsung mengecam pemungutan suara tersebut sebagai sebuah kepalsuan.

 

“Putin sebagai seorang ‘diktator’ yang ‘mabuk dari kekuasaan’,” ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, seperti dikutip AFP, Senin 18 Maret 2024.

 

“Tidak ada kejahatan yang tidak dilakukannya untuk memperluas kekuasaan pribadinya,” kata Zelensky.

 

Pada Jumat, hari pertama pemungutan suara, pimpinan Uni Eropa Charles Michel dengan sinis mengucapkan selamat kepada Putin atas “kemenangan telaknya”.

 

Jika dia menyelesaikan masa jabatan penuhnya lagi di Kremlin, Putin akan berkuasa lebih lama dibandingkan pemimpin Rusia mana pun sejak Catherine yang Agung pada abad ke-18.

 

Sekutu mendiang Alexei Navalny –,saingan utama Putin, yang meninggal di penjara Arktik bulan lalu,– telah mencoba merusak kemenangannya yang tak terelakkan, mendesak para pemilih untuk membanjiri TPS pada siang hari dan merusak surat suara mereka.

 

Istrinya, Yulia Navalnaya, disambut pendukungnya dengan bunga dan tepuk tangan di Berlin. Setelah memberikan suara di kedutaan Rusia, dia mengatakan bahwa dia telah menuliskan nama mendiang suaminya di surat suaranya.

 

Navalny

Beberapa pemilih di Moskow menjawab seruan oposisi, mengatakan kepada AFP bahwa mereka datang untuk menghormati kenangan Navalny dan menunjukkan penolakan mereka dengan satu-satunya cara yang sah.

 

“Saya datang untuk menunjukkan bahwa kita banyak, bahwa kita ada, bahwa kita bukanlah minoritas yang tidak penting,” kata Artem Minasyan, seorang pelajar berusia 19 tahun di sebuah tempat pemungutan suara di pusat kota Moskow.

 

Putin mengatakan, protes tersebut tidak berdampak apa pun dan bahwa mereka yang merusak surat suara mereka ‘harus ditindak’.

 

Dalam komentar publik pertamanya tentang kematian Navalny bulan lalu, Putin menyebut kematiannya sebagai “peristiwa yang menyedihkan”.

 

Menggunakan namanya di depan umum untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun selama konferensi pers yang disiarkan televisi, Putin berkata: "Mengenai Navalny. Ya, dia meninggal. Ini selalu merupakan peristiwa yang menyedihkan."

 

Putin mengatakan, seorang rekannya telah mengusulkan pertukaran Navalny beberapa hari sebelum dia meninggal dengan “beberapa orang” yang saat ini ditahan di penjara di negara-negara Barat.

 

"Orang yang berbicara dengan saya belum menyelesaikan kalimatnya dan saya berkata 'Saya setuju’,” ujar Putin.

 

Sementara itu, mantan pemimpin Rusia Dmitry Medvedev mengucapkan selamat kepada Putin atas “kemenangan luar biasa” jauh sebelum hasil akhir diumumkan.

 

Televisi pemerintah pun memuji bagaimana masyarakat Rusia bersatu dengan “dukungan besar untuk presiden” serta “konsolidasi yang luar biasa” dari negara tersebut di belakang pemimpinnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)