Implementasi konsep rumah sakit ramah lingkungan (green hospital) di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan (Foto:Dok)
Rosa Anggreati • 9 December 2024 21:56
Jakarta: Implementasi konsep rumah sakit ramah lingkungan (green hospital) di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan. Mulai dari kurangnya kesadaran staf rumah sakit, tenaga operasional rumah sakit, hingga kurangnya edukasi kepada masyarakat umum.
Hal ini terungkap dalam Survei Green Hospital Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Symple. Symple merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh mahasiswa Administrasi Rumah Sakit Vokasi UI yang berisikan seminar mengenai Implementasi Green Hospital di Indonesia. Survei tersebut melibatkan tiga pihak, yaitu vendor pemasok kebutuhan rumah sakit, pihak internal rumah sakit, dan masyarakat umum. Hasil survei ini memberikan gambaran pentingnya upaya bersama dalam menerapkan prinsip rumah sakit ramah lingkungan untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan kelestarian lingkungan.
Survei melibatkan 208 responden yang terdiri atas pihak internal rumah sakit (69 responden), vendor pemasok (30 responden), dan masyarakat umum (109 responden). Hasil survei menunjukkan terdapat kesenjangan signifikan antara kesadaran dan implementasi konsep green hospital di Indonesia.
Berdasarkan survei tersebut ditemukan bahwa 65,2 persen staf rumah sakit telah mengetahui istilah green hospital. Hal ini menunjukkan bahwa konsep rumah sakit ramah lingkungan sudah cukup dikenal, namun masih memerlukan upaya edukasi lebih lanjut untuk mencapai kesadaran yang lebih luas di seluruh lapisan staf rumah sakit, termasuk tenaga operasional. Kemudian 60,9 persen rumah sakit menyatakan bahwa mereka telah mempertimbangkan inisiatif green hospital dalam perencanaan masa depan. Hal ini menjadi indikator positif bahwa rumah sakit semakin menyadari pentingnya integrasi prinsip keberlanjutan dalam operasional mereka untuk mendukung kesehatan lingkungan dan masyarakat.
Salah satu inisiatif utama yang sedang ditekankan adalah pengelolaan limbah medis, sebanyak 73,9 persen rumah sakit menyatakan bahwa mereka telah memprioritaskan pengelolaan limbah medis yang lebih baik sebagai bagian dari komitmen mereka terhadap green hospital. Hal ini mencakup pemisahan limbah berbahaya, pengelolaan limbah menggunakan teknologi ramah lingkungan, serta pengurangan limbah yang tidak perlu
Mayoritas responden sebanyak 84,1 persen mengidentifikasi pengurangan dampak lingkungan sebagai manfaat utama dari penerapan konsep green hospital. Hal ini mencerminkan bahwa upaya keberlanjutan tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan, tetapi juga membantu rumah sakit dalam meningkatkan reputasi dan menciptakan dampak sosial yang lebih baik.
Sementara itu dari sisi vendor, survei menunjukkan komitmen yang kuat terhadap prinsip keberlanjutan. Terdapat dua pertiga vendor (66,7 persen) telah menerapkan prinsip green hospital dalam produk mereka. Lebih lanjut, mayoritas vendor (83,3 persen) menunjukkan komitmen aktif dalam mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan operasionalnya. Yang menggembirakan, seluruh vendor yang disurvei meyakini bahwa implementasi green hospital memberikan dampak positif terhadap kesehatan pasien dan lingkungan.
Berikutnya, dari perspektif masyarakat umum hasil survei menunjukkan 83 persen responden menilai penerapan green hospital sebagai hal yang sangat penting di Indonesia, dan 99 persen responden menyadari pentingnya keberadaan ruang hijau di sekitar rumah sakit. Selain itu, 97 persen responden setuju bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak rumah sakit yang menerapkan konsep tersebut. Namun hanya 17 persen masyarakat yang familiar dengan konsep green hospital, menunjukkan perlunya upaya lebih besar dalam edukasi dan sosialisasi terkait manfaat dan penerapannya.
Tantangan utama dalam implementasi green hospital meliputi kurangnya kesadaran di kalangan staf dan pasien (73,9 persen responden rumah sakit), serta keterbatasan pengetahuan masyarakat (mayoritas responden masyarakat umum).
"Tujuan dari survei ini untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian semua pihak terkait pentingnya green hospital, untuk mendorong implementasi prinsip rumah sakit yang ramah lingkungan, memperkuat kolaborasi antara rumah sakit, vendor, dan masyarakat. Harapannya survei ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat, mendukung keberlanjutan, dan memberikan manfaat nyata untuk kesehatan pasien serta kelestarian lingkungan,” kata Wakil Internal Symple Zahra Tri Rafida.
Hasil survei tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk forum simposium dengan para pakar dan ahli di bidang keberlanjutan lingkungan untuk dikupas lebih dalam. Acara simposium telah dilaksanakan pada Kamis, 5 Desember 2024 di Auditorium Vokasi UI, Depok, Jawa Barat.
Simposium tersebut merekomendasikan perlunya peningkatan edukasi, dukungan regulasi pemerintah, dan penguatan komitmen semua pihak untuk mewujudkan rumah sakit yang ramah lingkungan di Indonesia.