Green Climate Fund Siap Bantu Negara Berkembang Rentan Perubahan Iklim

Perubahan Iklum. foto: MI.

Green Climate Fund Siap Bantu Negara Berkembang Rentan Perubahan Iklim

Arif Wicaksono • 17 September 2024 17:46

Washington: Kepala Green Climate Fund Mafalda Duarte memiliki misi untuk membantu negara-negara rentan yang belum menerima satu sen pun dari sumber pendanaan iklim khusus terbesar di dunia.

Organisasi utama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu akan menyalurkan pendanaan iklim untuk negara-negara berkembang yang paling terdampak oleh dampak ikl

 

Baca juga: Semen Hijau Jawaban atas Ancaman Perubahan Iklim Dunia


Uang yang dicairkan membantu negara-negara mengurangi emisi gas rumah kaca mereka, di satu sisi, dan beradaptasi dengan badai, kekeringan, dan gelombang panas yang diperparah oleh perubahan iklim, serta kenaikan muka air laut, di sisi lain.

Pengelola dana tersebut, yang mulai menyalurkan hibah satu dekade lalu, telah mengidentifikasi 19 negara rentan terhadap iklim yang tidak menerima pendanaan sama sekali atau sangat terbatas.

"Kami sengaja menargetkan mereka," kata Duarte kepada AFP dalam sebuah wawancara dikutip dari Business Times, Selasa, 17 September 2024.

Daftar target prioritas GCF meliputi Aljazair, Republik Afrika Tengah, Chad, Irak, Lebanon, Mozambik, Papua Nugini, dan Sudan Selatan.

“Tujuan kami adalah untuk memperlengkapi organisasi tersebut sehingga menjadi mitra pilihan bagi mereka yang paling rentan dan menyalurkan dana ke tempat yang paling membutuhkan,” kata ekonom pembangunan asal Portugal tersebut.

Dia menambahkan yang juga masuk dalam daftar adalah Somalia yang dilanda perang, dilanda banjir besar tahun lalu dan masih menderita kekeringan terburuk dalam beberapa dekade.

Bantu negara Afrika Timur

GCF telah berjanji untuk berinvestasi lebih dari USD100 juta selama tahun depan untuk membantu negara Afrika Timur membuka investasi dan mengembangkan proyek iklim.

Ini termasuk pendanaan energi surya di luar jaringan di masyarakat pedesaan, meningkatkan ketahanan sektor pertanian, dan membantu akses ke lebih banyak uang di masa depan.

“Kita perlu menyesuaikan mekanisme kita agar responsif terhadap jenis negara dengan kapasitas kelembagaan yang lemah,” katanya, seraya menekankan perlunya proyek untuk menjangkau populasi yang terisolasi meskipun ada tantangan keamanan.

Hingga bulan lalu, dana tersebut telah berkomitmen memberikan USD15 miliar untuk 270 proyek. Dalam 12 bulan terakhir, GCF menyetujui hampir USD790 juta bantuan untuk negara-negara termiskin di dunia, peningkatan empat kali lipat dibandingkan 2022.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)