Potret Buram Hunian di 'Gang Senggol' Johar Baru, 1 Rumah Diisi Hingga 4 Keluarga

Permukiman di kawasan Johar Baru, Jakpus. Foto: Metrotvnews.com/Joy Jones.

Potret Buram Hunian di 'Gang Senggol' Johar Baru, 1 Rumah Diisi Hingga 4 Keluarga

Joy Jones • 2 January 2025 22:24

Jakarta: Hunian tak layak rupanya masih menjadi permasalahan klasik di kota Metropolitan, Daerah Khusus Jakarta (DKJ). Seperti di RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat.

"Banyak di wilayah kami RW 012 (Rumah) yang tidak layak dihuni, satu rumah itu bisa tiga keluarga, bahkan empat keluarga," Ketua RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi, Imron Buchori, ketika ditemui Metrotvnews.com di lokasi, Kamis, 2 Januari 2024.

Menurut Imron, akibat keterbatasan hunian yang dimiliki, sebagian wargnya terpaksa tidur bergantian di dalam rumah kecil mereka. Banyak juga yang manfaatkan halaman sekretariat desa RW 12 sebagai tempat beristirahat lantaran tidak ada tempat lagi.

"Kayak di sini sekarang, istirahat di sini (sekretariat kelurahan)," kata Imron sambil memperlihatkan suasana halaman Sekretariat Kelurahan.

Imron memperlihatkan beberapa titik rumah padat penduduk yang tak layak huni lagi. Masyarakat sekitar menyebut lokasi tersebut sebagai gang senggol.
 

Baca juga: Operasi Modifikasi Cuaca Jakarta Signifikan Tekan Curah Hujan

Terlihat masyarakat melakukan aktivitas dasar seperti masak dan mencuci pakaian di gang tersebut. Ini terpaksa dilakukan lantaran tidak ada ruang untuk memasak dan mencuci di dalam rumah.

Imron menyebut pemerintah sudah coba memberikan solusi dengan membangun rumah susun hasil kerja sama Dinas Perumahan dengan Yayasan Buddha Tzu Chi. Namun, hingga saat ini baru satu rusun yang selesai dibangun.

"Cuma belum terjadi kata mufakat ini dari warga, karena pemerintah maunya (dibangun) secara vertikal, kalau ini warga maunya horizontal," jelas Imron.

Imron mengatakan saat ini masyarakat terbelah, ada yang setuju dan tidak terhadap pembangunan rusun tersebut. Masyarakat yang tinggal rumah semi permanen tidak menyetujui pembangunan tersebut, berbeda dengan yang tinggal di rumah tidak permanen, setuju dipindah.

Adapun rumah susun yang telah dibangun dapat menampung sebelas keluarga. Bangunan tersebut berdiri kokoh, tampak rapi, dan layak huni.

Berdasarkan keterangan Imron, saat ini pemerintah sudah siap untuk membangun rusun yang berikutnya. Namun, masih terkendala persetujuan masyarakat.

"Ini mudah-mudahan ada titik temu nih, untuk perbaikan kelayakan hidup," lanjut Imron.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)