Ketahanan Pangan 'Peluru' Capai Indonesia Emas 2045

Ilustrasi. Foto: MI

Ketahanan Pangan 'Peluru' Capai Indonesia Emas 2045

Media Indonesia • 26 April 2024 17:43

Jakarta: Ketahanan pangan dinilai menjadi salah satu sektor penting dan strategis dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045.
 
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan pangan menjadi komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pilar utama pembangunan nasional yang berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi, sosial, dan politik.

"Oleh karena itu, membangun ekosistem pangan nasional menjadi penting, yang mencakup tiga aspek ketahanan pangan mulai dari ketersediaan, keterjangkauan, hingga pemanfaatannya," kata Arief dilansir Media Indonesia, Jumat, 26 April 2024.

Lebih lanjut, Arief menyatakan ketersediaan stok pangan, khususnya pangan pokok strategis saat ini dalam kondisi yang aman dan cukup. Kendati demikian, ia memastikan pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan pengawasan.

"Kita tetap harus terus mencermati ketidakpastian situasi global, geopolitik, perubahan iklim, dan gangguan pasokan pangan antarnegara. Semua hal itu akan memengaruhi harga pangan global yang bisa berdampak pada fluktuasi harga pangan di dalam negeri. Karena itu, penting untuk membangun ekosistem pangan nasional yang kuat," jelas dia.
 

Baca juga: 

Meski Harga Bawang Merah Meroket, Mendag Ogah Buka Keran Impor

Dukungan regulasi

Di sisi lain, sambung Arief, dengan dukungan regulasi yaitu Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), saat ini Bapanas tengah memperkuat CPP dengan mengoptimalkan peran dan fungsi Perum Bulog dan BUMN pangan sebagai offtaker hasil petani/peternak.

Hal ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta agar CPP dapat menjadi instrumen untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan, bantuan pangan, maupun keadaan darurat.

"Beras sudah kita amankan di atas satu juta ton dan saat ini di tengah kondisi panen raya. Kita terus mendorong Bulog untuk menyerap hasil gabah/beras petani di dalam negeri untuk mengisi cadangan beras pemerintah," ucap dia.

Dengan meningkatnya produksi pangan dalam negeri, lanjut Arief, hal tersebut akan memberikan dampak positif bagi upaya-upaya lanjutan dalam aspek menjaga keterjangkauan pangan.

"Ini juga berkaitan erat dengan upaya pengurangan daerah rentan rawan pangan, penurunan gizi buruk, hingga pengentasan stunting," terang dia.

(Naufal Zuhdi)
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)