Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 1 November 2024 17:46
Kyiv: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan kritik terhadap Sekutu Barat dan NATO atas lambatnya respons mereka terhadap kehadiran pasukan Korea Utara di Rusia yang diduga terlibat dalam konflik dengan Ukraina. Zelensky mengungkapkan kekhawatirannya terhadap peningkatan keterlibatan Korea Utara dalam membantu Rusia melawan Kyiv.
Menurut Zelensky, kehadiran tentara Korea Utara dalam perang tersebut diabaikan oleh sekutu Barat, dan langkah ini dinilai dapat mengintimidasi negara-negara NATO serta Korea Selatan. Zelensky memperingatkan bahwa jika tidak ada tanggapan tegas, jumlah pasukan Korea Utara di perbatasan Ukraina kemungkinan akan bertambah.
Kritik ini muncul tak lama setelah pejabat tinggi pertahanan Amerika Serikat dan Korea Selatan meminta Pyongyang untuk menarik pasukannya dari Rusia. Mereka memperingatkan bahwa tentara Korea Utara, yang mengenakan seragam Rusia, mungkin akan dikerahkan untuk aksi melawan pasukan Ukraina.
Korea Selatan sendiri telah lama menuduh Korea Utara mengirim senjata kepada Rusia sejak pemimpin mereka, Kim Jong-Un, menandatangani perjanjian pertahanan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Juni.
"Saya terkejut dengan kesunyian Tiongkok. Saya tidak mengatakan bahwa Tiongkok berada di pihak kita, tetapi mereka adalah salah satu penjamin keamanan di kawasan Anda, setidaknya itu yang kami pikirkan," kata Zelensky dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 1 November 2024.
Zelensky juga menyoroti kesunyian Tiongkok dalam masalah ini, mencatat bahwa meskipun Beijing tidak dianggap berada di pihak Ukraina, namun seharusnya bertindak sebagai penjamin keamanan kawasan.
“Saya pikir Jepang dan Korea Selatan, sebagai negara kuat di kawasan, perlu melibatkan Tiongkok sebagai sekutu dalam menanggapi tindakan Korea Utara saat ini,” tambahnya.
"Korea Utara kini menyeret seluruh kawasan Anda ke dalam perang," kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Ia menyatakan bahwa tindakan Korea Utara telah menciptakan ancaman serius terhadap stabilitas regional, dengan menyiratkan bahwa negara tersebut bisa memperluas dampak konflik hingga melibatkan negara-negara di kawasan sekitarnya.
Pernyataan itu dikeluarkan di tengah pertemuan tingkat tinggi antara Amerika Serikat dan Korea Selatan, setelah Korea Utara meluncurkan rudal terbarunya yang menambah ketegangan keamanan di kawasan Asia Timur menjelang pemilihan mendatang di Amerika Serikat. (Angel Rinella)