Aliansi Muda Sleman Bersuara (AMSB) menyatakan ketidakpuasannya terhadap kepemimpinan Kustini Sri Purnomo. Dokumentasi/ Media Indonesia
Media Indonesia • 1 November 2024 06:16
Sleman: Maraknya peredaran minuman keras dan kejahatan jalanan (klitih) membuat Aliansi Muda Sleman Bersuara (AMSB) menyatakan ketidakpuasannya terhadap kepemimpinan Kustini Sri Purnomo sebagai Bupati Sleman. Mereka menginginkan pemimpin yang kompeten dan berintegritas.
"Masih banyak masalah yang belum terselesaikan, seperti kekerasan jalanan dan peredaran miras," kata Koordinator AMSB, Dwi Nur Hidayat, di Sleman, Kamis, 31 Oktober 2024.
Miras juga menjadi masalah utama karena maraknya toko-toko miras yang buka secara terang-terangan, meski sudah ada larangan. Persoalan ini seharusnya menjadi prioritas utama yang di atasi oleh pemerintah Kabupaten Sleman. Pasalnya, miras menjadi salah satu pemicu aksi kejahatan jalanan di Sleman.
"Tetangga saya, misalnya, ada anak kecil yang bisa membeli miras dengan sangat mudah," jelas Dwi.
Ia juga menyoroti tidak optimalnya pemerintahan Kustini dalam mengoptimalkan potensi anak muda. Ruang publik untuk anak muda Sleman dinilai masih sangat kurang
Padahal di Kabupaten Sleman terdapat banyak perguruan tinggi, termasuk perguruan tinggi ternama di Indonesia, seperti UGM, UNY, UIN Sunan Kalijaga, dan UII. Jika dioptimalkan, mereka bisa mendorong Sleman menjadi jauh lebih maju.
AMSB pun menegaskan sikapnya agar Kabupaten Sleman bisa dipimpin oleh pemimpin yang berkompeten dan memiliki rekam jejak yang baik.
"Kami percaya bahwa kepemimpinan seharusnya didasarkan pada kompetensi, integritas, dan visi yang jelas, bukan semata-mata karena hubungan keluarga," kata dia.
Pasalnya, praktik seperti ini menghambat regenerasi kepemimpinan, mempersempit ruang bagi talentatalenta muda, dan berpotensi melanggengkan oligarki.
AMSB juga menuntut sistem politik di Kabupaten Sleman lebih terbuka, inklusif, dan demokratis. Setiap warga negara sudah seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan berkontribusi bagi kemajuan Sleman.
"Kami Aliansi Muda Bersuara menginginkan pemimpin yang dipilih berdasarkan kemampuan dan prestasi, bukan karena nama besar keluarganya. Meritokrasi harus menjadi prinsip utama dalam seleksi pemimpin," ujar Dwi.