Pemimpin Baru Hamas Yahya Sinwar Orang Paling Diburu Israel

Yahya Sinwar, pemimpin baru Hamas yang diburu Israel. (EFE/EPA)

Pemimpin Baru Hamas Yahya Sinwar Orang Paling Diburu Israel

Marcheilla Ariesta • 7 August 2024 07:41

Jakarta: Hamas menunjuk Yahya Sinwar menggantikan Ismail Haniyeh sebagai kepala biro politik kelompok tersebut. Sinwar disebut-sebut sebagai orang yang paling diburu Israel dalam kasus penyerangan 7 Oktober di festival musik mereka.

"Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan terpilihnya Komandan Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik, menggantikan Komandan Ismail Haniyeh yang telah wafat menjadi martir, semoga (Tuhan) mengasihaninya," kata Hamas dalam pernyataannya, dikutip dari Al Jazeera.

Kemunculan Sinwar sebagai pengganti Haniyeh membangkitkan ‘mimpi buruk’ Israel. Sinwar kerap disebut demikian oleh media Barat.

Sinwar dinilai sebagai tokoh di Hamas yang paling mengetahui pola pikir Zionis. Israel menuduh Sinwar memiliki kemampuan untuk memanipulasi mereka. 

Sinwar juga dijuluki 'Sang Elang' dalam gerakan militan Hamas. Ia dinilai mampu mempengaruhi jalannya negosiasi terkait pertukaran sandera dengan Israel.

“Yahya Sinwar adalah komandannya dan dia akan habis,”kata juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari pada awal Oktober.

“Serangan keji ini diputuskan oleh Yahya Sinwar. Oleh karena itu dia dan semua anggotanya akan habis,” lanjut Kepala Staf IDF Herzi Halexi.

Siapa Sinwar?

Yahya Sinwar yang dikenal dengan sapaan Abu Ibrahim, lahir di kamp pengungsi Khan Younis di ujung selatan Jalur Gaza. Orang tuanya berasal dari Ashkelon, namun dia menjadi pengungsi pasca-peristiwa Nakba (bencana), yang merujuk pada tersingkirnya warga Palestina dari tanah leluhur mereka dalam perang usai negara Israel dibentuk pada 1948.

Dia menempuh pendidikan di sekolah menengah untuk laki-laki di Khan Younis, lalu menjadi sarjana bahasa Arab dari Universitas Islam Gaza.

Sinwar pertama kali ditangkap oleh Israel karena "aktivitas Islami" pada tahun 1982, ketika dia masih berusia 19 tahun.

Dia kemudian ditangkap lagi pada tahun 1985. Pada saat itulah dia dipercaya oleh pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin.

Dua tahun setelah Hamas didirikan pada 1987, Sinwar mendirikan organisasi keamanan internal yang ditakuti bernama al-Majd. Saat itu, dia baru berusia 25 tahun.

Al-Majd dikenal karena menghukum orang-orang yang dituduh melanggar moral.

Pada 1988, Sinwar diduga merencanakan penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel. Dia ditangkap pada tahun yang sama, dihukum oleh Israel atas pembunuhan 12 warga Palestina, lalu dijatuhi empat hukuman seumur hidup.

Sinwar telah menghabiskan sebagian besar masa dewasanya di penjara-penjara Israel. Dia dipenjara selama lebih dari 22 tahun, dari 1988 hingga 2011.

Ia dibebaskan pada 2011 sebagai bagian dari kesepakatan yang membebaskan 1.027 tahanan Palestina dan Arab Israel dari penjara dengan imbalan satu sandera Israel, yakni tentara IDF Gilad Shalit.

Begitu dibebaskan, ia langsung diterima sebagai salah satu pemimpin kelompok Hamas. 

Segera setelah keluar dari penjara, Sinwar juga beraliansi dengan Brigade Izzedine al-Qassam dan kepala staf Marwan Issa.

Pada 2013, dia terpilih menjadi anggota Biro Politik Hamas di Jalur Gaza, kemudian menjadi ketuanya pada 2017.

Adik laki-laki Sinwar, Mohammed, juga berperan aktif di Hamas. Dia mengaku selamat dari beberapa upaya pembunuhan Israel sebelum dinyatakan meninggal oleh Hamas pada 2014.

Baca juga: Yahya Sinwar Dipilih sebagai Pemimpin Baru Hamas

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Marcheilla A)