Asap dan api dari serangan udara Israel di Jalur Gaza. (AP)
Washington: Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada hari Minggu, 19 November 2023, menegaskan bahwa Israel tidak boleh memulai operasi tempur melawan kelompok Hamas di selatan Gaza hingga para perencana militer mempertimbangkan keselamatan warga sipil Palestina.
"Jika Israel akan memulai operasi tempur, termasuk di wilayah selatan, kami yakin bahwa mereka berhak melakukan hal tersebut," kata Wakil Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jon Finer dalam program Face the Nation di kantor berita CBS.
“Kami berpendapat bahwa operasi mereka tidak boleh dilanjutkan sampai orang-orang tersebut, yaitu warga sipil, telah diperhitungkan dalam perencanaan militer mereka," sambungnya.
Hamas menyandera sekitar 240 orang dalam serangan lintas batas yang mematikan terhadap komunitas Israel pada tanggal 7 Oktober. Peristiwa itu mendorong Israel untuk mengepung Gaza dan menyerang wilayah Palestina untuk membasmi Hamas.
Serangan Israel telah menghancurkan wilayah utara Gaza, sementara sekitar dua pertiga dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi ke selatan.
Kementerian Kesehatan Gaza telah memperbarui data jumlah korban tewas akibat pengeboman Israel menjadi 12.300, termasuk 5.000 anak-anak.
Finer mendesak Israel untuk mengambil pelajaran dari operasi militernya di utara Gaza dan memberikan peningkatan perlindungan kepada warga sipil dengan mempersempit wilayah pertempuran aktif dan dengan menentukan di mana warga sipil dapat mencari perlindungan.
Sabtu kemarin, Israel memperingatkan warga sipil di bagian selatan Gaza untuk pindah karena Tel Aviv bersiap untuk menyerang Hamas di wilayah tersebut.
Wilayah selatan telah berulang kali dibombardir oleh Israel, sehingga membuat janji keamanan Israel menjadi tidak masuk akal, kata warga Palestina.
Baca juga: Bersiap Serang Hamas, Israel Minta Warga Gaza Mengungsi ke Barat