Inflasi Australia Lampaui Perkiraan Ekonom

Australia. Foto: Unsplash.

Inflasi Australia Lampaui Perkiraan Ekonom

Arif Wicaksono • 24 April 2024 15:43

Sydney: Inflasi Australia selama tiga bulan pertama 2024, semakin memperkuat alasan bagi Bank Sentral Australia (RBA) untuk mempertahankan suku bunga pada tahun ini.

Melansir Channel News Asia, Rabu, 24 April 2024, data dari Biro Statistik Australia menunjukkan Indeks harga konsumen (CPI) naik 3,6 persen dari tahun sebelumnya atau berada di atas perkiraan ekonom sebesar 3,5 persen.
 

baca juga:

Daftar Perusahaan Bangkrut Australia Capai Level Tertinggi dalam 11 Tahun


Pengukur inflasi inti yang diawasi dengan ketat, yaitu rata-rata yang dipangkas (trimmed mean), naik empat persen, juga melebihi perkiraan. RBA menargetkan inflasi sebesar 2-3 persen dan menargetkan median.

Pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga pada Desember kurang dari sepertiga sebelum laporan ini diterbitkan, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Potensi inflasi tak terkendali

Para pengambil kebijakan di Australia telah menyatakan kekhawatirannya mengenai kakunya harga jasa di Australia dan potensi ekspektasi inflasi menjadi tidak terkendali jika CPI tetap berada di atas target RBA sebesar 2-3 persen dalam jangka waktu yang lama. Angka yang dirilis menyusul data AS bulan ini memicu kekhawatiran inflasi semakin mengakar.

Laporan CPI menunjukkan para pembuat kebijakan mungkin memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mendinginkan harga.

RBA sudah melakukan kenaikan suku bunga Australia sebesar 4,25 poin persentase pada Mei 2022 dan November 2023 yang berada pada batas bawah skala pengetatan global.

Kontribusi inflasi Australia

Laporan CPI juga menunjukkan secara triwulanan, kontributor paling signifikan adalah pendidikan, naik 5,9 persen, kesehatan, naik 2,8 persen, dan perumahan naik 0,7 persen. Harga sewa terus meningkat pada tingkat tercepat dalam 15 tahun.

Harga daging dan makanan laut turun pada kuartal ini karena peningkatan pasokan dan diskon yang menyebabkan penurunan harga daging sapi, daging sapi muda, dan domba. Harga tahunan non-tradable, yang mencakup barang dan jasa yang sebagian besar dipengaruhi oleh faktor domestik, turun menjadi 5 persen dari 5,4 persen.

Nilai perdagangan tahunan secara signifikan lebih rendah sebesar 0,9 persen, dibandingkan dengan 1,5 persen pada kuartal keempat tahun lalu. Deflasi terjadi pada barang-barang impor seperti alas kaki, aksesoris pakaian, furniture dan peralatan rumah tangga.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)