Ilustrasi aktivitas peretasan atau hacking. (Medcom.id)
Medcom • 2 January 2024 16:52
Sydney: Sejumlah peretas atau hacker berhasil masuk ke dalam basis data rekaman pengadilan di negara bagian Victoria, Australia. Akibatnya, terjadi gangguan pada jaringan teknologi audio-visual di pengadilan tersebut, yang juga berdampak pada layanan rekaman dan transkripsi, kata seorang pejabat setempat pada Selasa, 2 Januari 2024.
Menurut CEO Court Services Victoria, Louise Anderson, kemungkinan besar telah terjadi pencurian rekaman beberapa sidang pengadilan antara 1 November dan 21 Desember 2023. Bahkan, beberapa sidang sebelum tanggal tersebut mungkin juga telah terpengaruh aksi peretasan.
"Tidak ada sistem atau catatan pengadilan lainnya, termasuk data karyawan atau keuangan, yang diakses (peretas)," kata Anderson, sebagaimana dilansir Yahoo News.
Sejumlah sidang yang dijadwalkan di bulan Januari ini akan dilanjutkan setelah jaringan terdampak diisolasi dan dinonaktifkan. Para pejabat pengadilan juga bekerja sama dengan para ahli keamanan siber pemerintah dalam menangani situasi peretasan ini.
Layanan Pengadilan Victoria tidak merinci apakah mereka mendapat tuntutan uang tebusan dari para peretas.
Laporan pemerintah yang dirilis pada November 2023 menunjukkan bahwa kelompok siber dan peretas yang disponsori negara tertentu semakin intensif. Serangan siber ini biasanya menyasar infrastruktur, bisnis, dan entitas penting di Australia. Dalam laporan tahun lalu, disebutkan bahwa terjadi satu serangan siber setiap enam menit di Negeri Kanguru.
Kejadian penyusupan siber ke dalam basis data pengadilan ini menyusul peretasan akhir tahun lalu di DP World Australia, operator pelabuhan terbesar di negara itu. Peretasan memaksa operator untuk menghentikan operasional selama tiga hari.
Pekan lalu, dealer mobil Eagers Automotive juga melaporkan adanya insiden siber yang menyerang sistem TI mereka. (Atika Pusagawanti)
Baca juga: Bobol Microsoft, Hacker Tiongkok Curi Puluhan Ribu Email dari Kemenlu AS