Penurunan Produksi Migas, Pemerintah Taruh Target Lifting 2025 Lebih Rendah

Ilustrasi blok migas. Foto: Dokumen Kementerian ESDM

Penurunan Produksi Migas, Pemerintah Taruh Target Lifting 2025 Lebih Rendah

Insi Nantika Jelita • 16 August 2024 17:51

Jakarta: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan penyebab target lifting minyak dan gas bumi turun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
 
Seperti diketahui, dalam RAPBN 2025, lifting minyak diperkirakan hanya 600 ribu barel per hari (bopd) dan gas bumi mencapai 1,005 juta barel setara minyak per hari. Sementara, dalam APBN 2024, lifting migas dipatok 635 bopd dan lifting gas bumi sebagai sebesar 1,33 juta setara minyak per hari.
 
Baca juga: 

Jokowi Resmi Serahkan RAPBN 2025 dan Nota Keuangan ke DPR, Ini Rangkuman Lengkapnya

Dipengaruhi penurunan produksi migas dari lapangan

Arifin mengungkap turunnya target lifting migas karena dipengaruhi penurunan produksi migas dari lapangan atau blok.
 
"Dari lapangan kan memang ada drop (penurunan produksi) yang drastis," ujar Arifin di Kompleks Senayan, Jakarta, dilansir Media Indonesia, Jumat, 16 Agustus 2024.
 
Ia berharap dengan adanya penemuan cadangan minyak dan gas baru dapat mendongkrak produksi dan bisa mengejar sesuai target yang dipatok.
 
Salah satunya didapat dari produksi minyak perdana di sumur eksisting Lapangan Banyu Urip lewat pengeboran sumur pertama Banyu Urip Infil Clastic (BUIC).
 
Sumur B-13 ini merupakan yang pertama dari total tujuh sumur yang dibor menggunakan rig PDSI-40.3 sejak empat bulan lalu. Setelah beberapa hari berproduksi, sumur tersebut kini berproduksi 13.300 barel per hari, dan optimalisasi lebih lanjut terus dilakukan. Tambahan produksi ini akan meningkatkan produksi minyak di Blok Cepu.

"Sekarang kan kita sudah mulai coba recovery, kemarin di Cepu ada tambahan. Mudah-mudahan akhir tahun bisa mengejar produksi," ucap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)