GAVI Punya Dana Hingga Rp7,8 Triliun Edarkan Vaksin Cacar Monyet ke Negara Afrika

Kepala Eksekutif GAVI, Sania Nishtar. (Bussiness Recorder)

GAVI Punya Dana Hingga Rp7,8 Triliun Edarkan Vaksin Cacar Monyet ke Negara Afrika

Marcheilla Ariesta • 16 August 2024 12:17

Jenewa: Kelompok vaksin global, GAVI memiliki dana hingga USD500 juta (setara Rp7,8 triliun) untuk dibelanjakan guna memberikan vaksin ke negara-negara yang terkena dampak wabah cacar monyet (mpox) yang meningkat di Afrika. Hal ini disampaikan oleh Kepala Eksekutif GAVI, Sania Nishtar.

Gavi membantu negara-negara dengan sumber daya yang lebih sedikit untuk membeli dan menyebarkan vaksin, biasanya untuk melawan penyakit anak-anak seperti campak, tetapi diperluas ke upaya yang lebih luas selama pandemi Covid-19.

Uang tersebut tersedia dalam dana “First Response” organisasi tersebut, yang dibentuk setelah badan-badan kesehatan global seperti Gavi tertinggal dari negara-negara berpenghasilan tinggi dalam pengadaan vaksin selama hari-hari awal Covid.

Uang tersebut tersedia dalam dana “First Response” organisasi tersebut, yang dibentuk setelah badan-badan kesehatan global seperti Gavi tertinggal dari negara-negara berpenghasilan tinggi dalam pengadaan vaksin selama hari-hari awal Covid.

“Dana untuk vaksin sudah siap digunakan,” kata Nishtar, dilansir dari Malay Mail, Jumat, 16 Agustus 2024.

Menurutnya, ada beberapa rintangan yang harus dilewati, termasuk permintaan resmi untuk vaksin dari negara-negara yang terkena dampak, serta persetujuan vaksin dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menyatakan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan global pada hari Rabu.

GAVI dan Unicef, yang bekerja sama untuk membeli vaksin, tidak dapat melakukannya tanpa persetujuan WHO. Pada Rabu, badan kesehatan global tersebut mengatakan bahwa mereka berharap untuk menyelesaikan evaluasinya terhadap vaksin tersebut pada September.

Nishtar mengatakan, GAVI juga sedang dalam pembicaraan awal dengan produsen dari dua vaksin mpox yang banyak digunakan, yang dibuat oleh Bavarian Nordic dan KM Biologics. 

"Pesanan resmi hanya dapat dilanjutkan setelah disetujui," katanya.

Bavarian Nordic mengatakan bahwa mereka dapat membuat 10 juta dosis pada akhir tahun 2025.

“Kami telah memiliki kapasitas yang signifikan dan dapat dengan mudah menangani pengiriman semua dosis yang dibutuhkan untuk wabah tersebut,” kata juru bicara Bavarian Nordic melalui email.

“Tetapi kami membutuhkan seseorang untuk membeli dosis tersebut. Tidak ada satu pun organisasi yang menunjukkan minat sejauh ini,” imbuhnya, tanpa memberikan perincian.

KM Biologics mengatakan dalam sebuah email bahwa mereka akan bekerja sama dengan WHO sebisa mungkin.

Sementara itu, Gavi berkoordinasi dengan negara-negara seperti Amerika Serikat, yang telah menyediakan 50.000 dosis untuk disumbangkan selama berbulan-bulan. Bavarian Nordic juga telah menyumbangkan 15.000 dosis.

Namun, Republik Demokratik Kongo, yang telah sangat terdampak oleh wabah tersebut, belum mengajukan permintaan resmi untuk suntikan tersebut, yang menurut Nishtar merupakan faktor penundaan, selain mengatur proses hukum dan rencana penyebaran untuk vaksinasi.

Baca juga: Wabah Cacar Monyet di Kongo Tewaskan 548 Sejak Awal 2024

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Marcheilla A)