Prasah, Tradisi Unik Arak-arakan Kerbau dalam Pernikahan Warga Jepara

Arak-arakan kerbau pada tradisi Pasrah pernikahan di Jepara. Metrotvnews.com/ Rhobi Shani.

Prasah, Tradisi Unik Arak-arakan Kerbau dalam Pernikahan Warga Jepara

Rhobi Shani • 7 November 2025 15:42

Jepara: Setiap daerah di Indonesia punya cara unik untuk merayakan momen bahagia, termasuk di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Di Desa Sidigede, Kecamatan Welahan, ada tradisi khas yang masih lestari hingga kini, yaitu tradisi Prasah, sebuah arak-arakan kerbau jantan yang menjadi bagian dari prosesi pernikahan.

Tradisi ini biasanya dilakukan pada pagi hari sebelum akad nikah dimulai, sekitar pukul 07.00 WIB. Seekor kerbau jantan yang sudah dijinakkan diarak dari rumah pengantin laki-laki menuju rumah pengantin perempuan. Kerbau tersebut diikat dengan tali dadung pada bagian kaki, leher, dan kepalanya, lalu diarak bersama rombongan warga yang antusias menyaksikan.

Di belakang kerbau, tampak barongsai dan mobil pengantin laki-laki, diikuti rombongan keluarga yang membawa seserahan. Suasana semakin meriah karena warga berteriak memberi semangat kepada rombongan, meski para tokoh adat mengingatkan agar tidak memukul hewan yang diarak.

“Sebenarnya itu tidak boleh, karena sama saja menyakiti binatang. Tukang bracut hanya bertugas mengingatkan agar arak-arakan tetap tertib,” kata Mudin Desa Sidigede, Nurrofi’i, Jumat, 7 November 2025.

Menurut Nurrofi’i, tradisi Prasah adalah bentuk penghargaan kepada anak laki-laki yang menikah. Selain itu, serta simbol keikhlasan keluarga.

“Bahasanya sebagai sedekah, Prasah ini seserahan manten yang dilakukan dengan ikhlas, berangkat dari hati nurani,” ujarnya.

Sebelum arak-arakan dimulai, tokoh agama terlebih dahulu membacakan doa dan mantra agar kerbau tetap tenang selama perjalanan.

Kepala Desa Sidigede, Abdul Hakim, menjelaskan bahwa tradisi ini biasanya dilakukan oleh keluarga yang memang sudah berniat sejak lama.

“Kalau ada orang punya hajat dari pihak laki-laki, biasanya punya niat atau ujat, dan kalau rezekinya cukup, baru membawa Prasah. Tapi tidak semua yang mampu wajib melakukannya,” terang Abdul. Kerbau yang digunakan dalam tradisi ini bukan sembarangan. Biasanya berjenis kelamin jantan, bertubuh besar, dan sehat, dengan harga mencapai Rp50 juta hingga Rp100 juta.

Tradisi Prasah telah menjadi identitas budaya Desa Sidigede selama bertahun-tahun, diwariskan secara turun-temurun. Selain menjadi simbol status sosial, arak-arakan ini juga memperkuat rasa kebersamaan dan gotong royong warga.

“Tradisi ini sudah ada sejak dulu dan menjadi ciri khas warga Sidigede. Selain kebanggaan, juga jadi bentuk syukur atas pernikahan,” kata Abdul menambahkan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Lukman Diah Sari)