Momen saat Gunung Merapi memuntahkan awan panas. Dokumentasi/BPPTKG
Ahmad Mustaqim • 9 November 2025 21:32
Yogyakarta: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat rangkaian guguran awan panas dari Gunung Merapi terjadi pada Minggu, 9 November 2025. Sebanyak empat kali luncuran awan panas tercatat dalam satu hari.
"Kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi terjadi pukul 14.57 WIB, estimasi jarak luncur 1.500 meter ke arah Barat Daya hulu Kali Krasak dengan amplitudo maksimal 37,36 mm dan durasi 104,28 detik," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, Minggu, 9 November 2025.
Setelah jeda singkat, serangkaian awan panas guguran beruntun terjadi mulai pukul 15.19 WIB. Luncuran berikutnya tercatat pada pukul 15.32 WIB dengan jarak 1.600 meter ke arah hulu Kali Bebeng dan Krasak.
Awan panas terakhir dan terpanjang terjadi pada pukul 15.36 WIB, mencapai jarak luncur 2.000 meter ke arah Barat Daya hulu Kali Krasak. Dalam periode enam jam (pukul 12.00-18.00 WIB), BPPTKG mencatat empat kali gempa awan panas guguran, 29 kali gempa guguran, dan 14 kali gempa fase banyak.

Gunung Merapi. (Foto: BPPTKG Yogyakarta)
"Selain teramati 4 kali awan panas guguran ke arah Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 2000 meter, juga teramati 2 kali guguran lava ke arah Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter," ucap Agus.
Agus menegaskan Gunung Merapi masih berstatus Siaga atau Level III. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong (maksimal 5 km), serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (maksimal 7 km).
"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya. Masyarakat kami imbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," ucap Agus.
BPPTKG mengingatkan masyarakat untuk mengikuti perkembangan informasi resmi dan mematuhi rekomendasi jarak aman yang telah ditetapkan