Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: TASS
St.Petersrburg: Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dia bahkan tidak ingin membahas kemungkinan Israel membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Sebelumnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka berspekulasi bahwa serangan militer Israel dapat mengakibatkan perubahan rezim di Iran. Sementara Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya tahu di mana Khamenei "bersembunyi" tetapi Washington tidak akan membunuhnya "untuk saat ini".
Putin pun enggan menanggapi komentar dari Trump dan Netanyahu.
"Jika saya boleh, saya harap ini akan menjadi jawaban yang paling tepat untuk pertanyaan Anda: 'Saya bahkan tidak ingin membahas kemungkinan seperti itu'," kata Putin pada pertemuan dengan para kepala kantor berita terkemuka dunia yang diselenggarakan oleh TASS, Kamis 19 Juni 2025.
Pada malam hari 13 Juni, Israel memulai Operasi Rising Lion yang ditujukan terhadap program nuklir
Iran. Kurang dari 24 jam kemudian, Iran melancarkan serangan balasan.
Pada hari-hari berikutnya, Tel Aviv dan Teheran kembali saling serang. Kedua belah pihak melaporkan jatuhnya korban jiwa akibat serangan ini dan mengakui adanya serangan terhadap beberapa target di wilayah mereka, meskipun mereka mengklaim kerusakannya terbatas.
Sebelumnya, Presiden Trump menambahkan bahwa Khamenei adalah target yang mudah.
Putin mengatakan semua pihak harus mencari cara untuk mengakhiri permusuhan dengan cara yang menjamin hak Iran atas tenaga nuklir yang damai dan hak Israel atas keamanan tanpa syarat dari negara Yahudi tersebut.
"Kita melihat bahwa saat ini di Iran, dengan semua kompleksitas proses politik internal yang terjadi di sana bahwa ada konsolidasi masyarakat di sekitar kepemimpinan politik negara itu," kata Putin.
Putin mengatakan bahwa ia telah berhubungan dengan Trump dan Netanyahu, dan bahwa ia telah menyampaikan gagasan Moskow tentang penyelesaian konflik sambil memastikan akses Iran yang berkelanjutan ke energi nuklir sipil.
Fasilitas nuklir Iran
Ketika ditanya tentang kemungkinan perubahan rezim di Iran, Putin mengatakan bahwa sebelum memulai sesuatu, seseorang harus selalu melihat apakah tujuan utama tercapai atau tidak.
Ia mengatakan fasilitas pengayaan uranium bawah tanah Iran masih utuh. “Pembangkit bawah tanah ini, ada, tidak ada yang terjadi pada mereka," kata Putin.
"Menurut saya, adalah benar bagi semua orang untuk mencari cara untuk mengakhiri permusuhan dan menemukan cara bagi semua pihak dalam konflik ini untuk mencapai kesepakatan satu sama lain," ucap Putin.
"Menurut pendapat saya, secara umum, solusi seperti itu dapat ditemukan,” imbuh Putin.
Ketika ditanya apakah Rusia siap menyediakan Iran dengan senjata modern untuk mempertahankan diri dari serangan Israel, Putin mengatakan perjanjian kemitraan strategis yang ditandatangani dengan Teheran pada Januari tidak mempertimbangkan kerja sama militer dan bahwa Iran belum mengajukan permintaan bantuan resmi apa pun.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan pada Rabu bahwa Moskow memberi tahu Amerika Serikat untuk tidak menyerang Iran karena hal itu akan sangat mengganggu stabilitas Timur Tengah.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia juga memperingatkan bahwa serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran berisiko memicu bencana nuklir.
Putin mengatakan bahwa Israel telah memberi jaminan kepada Moskow bahwa spesialis Rusia yang membantu membangun dua reaktor lagi di pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr di Iran tidak akan terluka dalam serangan udara.
Dirinya mengatakan bahwa Moskow memiliki "hubungan yang sangat baik dengan Iran" dan bahwa Rusia dapat menjamin kepentingan Iran dalam energi nuklir.