Tim SAR gabungan berupaya melakukan operasi SAR korban reruntuhan salah satu bangunan pondok pesantren Al Khozyni. (Dok BNPB)
Daviq Umar Al Faruq • 3 October 2025 11:26
Malang: Enam anak asal Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timut, menjadi korban peristiwa musala ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. Dua di antaranya mengalami luka ringan, sementara empat lainnya selamat tanpa cedera.
Camat Kedungkandang, Fahmi Fauzan, membenarkan kabar tersebut. Ia mengaku menerima informasi resmi itu pada Rabu 1 Oktober 2025.
“Benar ada (korban reruntuhan bangunan di Ponpes Al Khoziny) warga Kecamatan Kedungkandang khususnya di Kelurahan Kedungkandang dan di Kelurahan Lesanpuro,” ujar Fahmi, saat dikonfirmasi, Jumat 3 Oktober 2025.
Fahmi memerinci, empat korban berasal dari Kelurahan Kedungkandang dan semuanya selamat. Sementara dua korban dari Kelurahan Lesanpuro mengalami luka ringan.
“Mudah-mudahan tidak berkembang lagi. Dan dua korban hanya luka ringan, Insyaallah tidak ada luka berat dan bisa segera mengikuti pendidikan lagi di pondok pesantren. Karena apapun, pondok pesantren merupakan institusi baik dalam proses membangun karakter bangsa,” jelas Fahmi.
Terkait detail sejak kapan para santri tersebut menimba ilmu di Ponpes Al Khoziny, Fahmi mengaku belum memperoleh data lengkap. Ia menambahkan, laporan mengenai warganya yang terdampak sudah disampaikan kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso.
“Sampai saat ini kan masih belum ada arahan-arahan detil, tapi tentunya kita akan tetap mencermati, mengikuti perkembangan khususnya warga Kedungkandang,” kata Fahmi.
Bangunan di Pondok Pesantren Putra Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, ambruk ketika ratusan santri sedang melaksanakan salat asar di lantai dua yang difungsikan sebagai musala. Sekitar pukul 15.00 WIB, atap yang baru saja dicor tiba-tiba runtuh dan menimpa para santri di lantai dua.