Bangunan yang roboh di Bangkok, Thailand usai gempa guncang Myanmar. Foto: Viory
Bangkok: Gempa bumi berkekuatan 8,2 magnitudo yang berpusat di Myanmar, juga menimbulkan guncangan kuat di Thailand. Khusunya sekitar 326 km di barat laut Distrik Pang Mapha, Provinsi Mae Hong Son, Thailand.
Berdasarkan pantauan Departemen Meteorologi, gempa dirasakan di wilayah tengah dan utara Thailand, termasuk Bangkok, dengan kekuatan mencapai 7,7 magnitudo.
Gempa susulan terjadi sekurangnya enam kali dengan kekuatan yang lebih rendah antara 7,1 hingga 4,7 magnitudo pada pukul 13.32 sampai dengan 14.57.
Tidak ada peringatan sebelumnya dari pihak pemerintah Thailand akan terjadinya gempa. Namun pengumuman mengenai gempa susulan dan himbauan berhati-hati terus diumumkan pihak Pemerintah Thailand.
Langkah Pemerintah Thailand
Bangkok Metropolitan Authority merilis nomor hotline darurat 1555 melalui akun Facebook resminya untuk menerima laporan adanya warga yang terluka maupun terjebak di dalam gedung paska gempa.
"Sejumlah transportasi umum seperti BTS dan MRT juga berhenti beroperasi, sementara guna mengantisipasi adanya gempa susulan," sebut pernyataan KBRI Bangkok, Jumat, 28 Maret 2025.
"Pada pukul 14.20, PM Paetongtarn Shinawatra telah menetapkan Bangkok sebagai zona darurat dan memerintahkan otoritas terkait untuk mengeluarkan peringatan nasional, pemberitahuan publik melalui SMS dan media, serta mobilitas militer. Bandara, rumah sakit, dan layanan transportasi juga disiagakan," imbuh pernyataan KBRI Bangkok.
Langkah KBRI Bangkok dan Kondisi WNI
KBRI Bangkok telah menyebarkan informasi kontak / hotline darurat KBRI pada berbagai kanal sosial media dan grup whatsapp komunitas WNI di Thailand.
KBRI Bangkok juga telah menerima komunikasi sejumlah WNI di Bangkok dan sekitarnya yang melaporkan keberadaannya di Thailand pascagempa.
"Sejauh ini belum terdapat laporan adanya WNI di Thailand yang menjadi korban gempa," imbuh pihak KBRI.
Berdasarkan catatan KBRI per tanggal 15 Maret 2025, terdapat 2.379 orang WNI di Thailand.