Ombudsman Sebut Mengoplos Beras sebagai Praktik Lumrah

Ilustrasi harga beras. Foto: MI/Palce Amolo.

Ombudsman Sebut Mengoplos Beras sebagai Praktik Lumrah

Naufal Zuhdi • 9 August 2025 16:30

Jakarta: Anggota Ombudsman Republik Indonesia (RI) Yeka Hendra Fatika menegaskan pencampuran (mixing) varietas beras merupakan praktik yang lumrah dilakukan di dunia perberasan. Hal itu menjawab keresahan masyarakat terkait dengan adanya persoalan beras oplosan yang belakangan ini beredar.

"Jadi, kata oplosan itu kurang tepat untuk menggambarkan persoalan yang ada saat ini. Yang terjadi itu adalah pencampuran, pencampuran apa? Satu, pencampuran antarvarietas, ini setelah saya kemarin ke lapangan, antarvarietas bercampur. Yang kedua, antar mutu fisik berasnya, yaitu butir patah dengan butir rutuh, jadi butir atas, butir-butir utuh itu boleh dicampur," ungkap Yeka di Kantor Ombudsman RI, Jakarta, dikutip Sabtu, 9 Agustus 2025.

"Terus juga proses pencampuran antara beras lama dengan beras baru, terus juga kalau saya main ke Bulog, pencampuran antarberas dalam negeri dan luar negeri, dan itu sah-sah saja, selama itu diperdagangkan, itu aman konsumsi," lanjut Yeka.
 

Baca juga: Ombudsman RI: Beras Boleh Dioplos, Tapi Dikasih Keterangan Campurannya!


(Beras. Foto: dok MI)
 

Pencampuran dan mengoplos beras jadi hal lazim


Adapun, hal yang memang tidak boleh untuk dilakukan adalah membohongi konsumen. Sebagai contoh, Yeka menjelaskan apabila ada pihak yang membeli beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijual oleh Bulog, lalu dikemas ulang dengan mencampur beras lain dan kemudian dijual dengan harga komersial.

"Tapi oplosan yang sekarang terjadi ini di masyarakat itu, kami menilainya itu bukan oplosan, tapi pencampuran dan itu lumrah terjadi. Jadi oplosan itu praktek yang lazim," beber dia.

Sebagai contoh pencampuran beras, Yeka menjelaskan campuran beras antara varietas Ciherang dengan Inpari 32 memiliki bentuk fisik yang panjang dan sulit dibedakan. Selain itu, juga terdapat pencampuran beras antara varietas Pandan Wangi dan Cilamaya muncul yang memiliki bentuk relatif bulat.

Dengan adanya pencampuran beras ini, Yeka menyampaikan justru masyarakat seharusnya mendapatkan keuntungan karena adanya harga beras yang bervariasi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)