Eks presiden Rusia Dmitry Medvedev. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 5 August 2025 13:34
Moskow: Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyalahkan negara-negara NATO atas penarikan Moskow dari moratorium rudal nuklir jarak pendek dan menengah.
"Pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia tentang penarikan moratorium penyebaran rudal jarak menengah dan pendek merupakan akibat dari kebijakan anti-Rusia negara-negara NATO,” ujar Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, di platform media sosial X.
"Ini adalah realitas baru yang harus dihadapi oleh semua lawan kita. "Harapkan langkah selanjutnya," sambung dia.
Melansir dari Anadolu Agency, Selasa, 5 Agustus 2025, pernyataan Medvedev muncul setelah Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan bahwa Moskow "tidak lagi menganggap dirinya terikat" oleh “moratorium yang telah diadopsi sebelumnya" berdasarkan Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF).
Pakta tahun 1987 tersebut mewajibkan Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet untuk menghapus dan secara permanen menghentikan semua rudal balistik dan jelajah berbasis darat nuklir dan konvensional mereka dengan jangkauan 500 hingga 5.500 kilometer (310 hingga 3.417 mil).
AS, selama masa jabatan pertama Presiden Donald Trump, menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2019, dengan alasan ketidakpatuhan Rusia, sementara Rusia membantah tuduhan tersebut.
Pengumuman Moskow pada hari Senin muncul setelah Trump pekan lalu memerintahkan pengerahan dua kapal selam nuklir Amerika "di dekat Rusia" sebagai tanggapan terhadap Medvedev, yang baru-baru ini bertukar komentar tajam di media sosial dengan AS. Presiden.
Juru bicara Kremlin Dmitry Medvedev mengatakan pada hari Senin bahwa Rusia "sangat berhati-hati" terhadap pernyataan apa pun terkait isu nuklir dan bahwa Moskow mengambil "posisi yang bertanggung jawab" dalam hal ini.
"Rusia sangat memperhatikan topik non-proliferasi nuklir. Dan tentu saja, kami percaya bahwa setiap orang harus sangat, sangat berhati-hati dengan retorika nuklir," kata Peskov kepada para wartawan.
Baca juga: Rusia Cabut Moratorium Rudal Darat, Singgung Ancaman AS dan NATO