Generasi Muda Diajak Lebih Kenal Kekayaan Budaya lewat Atlas Indonesiaku

Jakarta: Banyak generasi muda Indonesia belum mengenal betapa kaya kebudayaan Nusantara. Hal tersebut menjadi kegelisahan Mirza Maulana, dalam memulai proses membuat buku 'Atlas Indonesiaku'.

Lewat buku ini, lulusan ISI Yogyakarta itu mengajak generasi muda lebih mengenal budaya Indonesia melalui peta ilustratif yang menarik. "Kita membuat peta setiap provinsi di Indonesia beserta ikon budaya yang mewakili daerah tersebut," kata Mirza kepada Metrotvnews.com, Selasa, 5 Agustus 2025.

Ratusan ikon budaya yang diilustrasi manual, diciptakan untuk mewakili berbagai macam kekayaan Nusantara yang bisa mewakili tiap provinsi untuk dikenal oleh banyak orang Indonesia. Tujuannya, supaya orang Indonesia bisa lebih mudah mengenal keberagaman budayanya dengan cara menarik dan  sederhana. 

Mirza membeberkan urgensi soal tujuan Atlas Indonesiaku ini. Menurut dia, lebih banyak orang asing yang lebih paham Indonesia beserta berbagai macam budayanya daripada generasi muda Tanah Air sendiri.
 

Baca: Resmi Dibuka di NTB, FORNAS VIII Dinilai Mampu Perkuat Budaya-Hidupkan Ekonomi Rakyat

"Kita sering mendengar jargon pemerintah untuk melestarikan kebudayaan kita, namun jika generasi muda tidak kenal keberagaman budaya Indonesia sendiri, bagaimana mau melestarikan. Kenal saja tidak, kok mau melestarikan," seloroh Mirza.


Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono menandatangani Atlas Indonesiaku/Dok Pribadi

Mirza menceritakan awal pembuatan buku Atlas Indonesiaku yang diinisiasi pada 2016-2017. Kala itu, pembuatan dilakukan manual dengan ilustrasi berdasarkan desk riset dan kunjungan langsung, belum ada bantuan artificial intelligent.

Mirza menjamin otentifikasi atau keaslian ilustrasinya yang ia bikin sendiri. tak ada campur tangan teknologi dalam 400 an ikon budaya dan gambar peta provinsi yang juga menjadi karya tugas ahirnya ini. 

"Melelahkan, namun jika melihat apresiasi banyak sahabat Atlas Indonesiaku selalu bikin senang," tegas Mirza.

Karya ini awaalnya merupakan tugas akhir kuliah Mirza di prodi DKV ISI Yogyakarta. Awalnya, dia tak ingin menjual karya tersebut, namun ternyata permintaan selalu ada meski sempat hiatus pada 2021-2025.

"Ternyata banyak yang tertarik dan demand-nya lumayan tinggi," kata Mirza.