Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 29 January 2025 07:11
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump masih berencana menepati janjinya untuk mengenakan tarif dagang baru kepada Kanada dan Meksiko pada 1 Februari mendatang, kata juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt pada Selasa kemarin.
Leavitt mengatakan kepada wartawan dalam jumpa pers pertamanya di Gedung Putih bahwa Trump juga masih "sangat" mempertimbangkan tarif baru terhadap Tiongkok pada 1 Februari.
Tak lama setelah menjabat pekan lalu, Trump menetapkan batas waktu 1 Februari untuk mengenakan tarif 25 persen pada impor dari Meksiko dan Kanada, kecuali dua negara tersebut bergerak untuk menghentikan aliran imigran ilegal dan fentanil opioid yang mematikan ke AS.
a juga mengatakan akan mengenakan tarif 10 persen pada barang-barang Tiongkok atas peran negara itu dalam perdagangan fentanil.
Ketika ditanya tentang batas waktu Februari untuk Kanada dan Meksiko, Leavitt mengatakan Trump mengatakan batas waktu itu "masih berlaku."
“Presiden juga telah mengeluarkan pernyataan khusus terkait Kanada dan Meksiko, terkait apa yang diharapkannya dalam hal keamanan perbatasan,” imbuh Leavitt, dikutip dari The Straits Times, Rabu, 29 Januari 2025.
“Kami telah melihat tingkat kerja sama bersejarah dari Meksiko. Namun sekali lagi, sejauh yang masih saya pantau, dan itu tadi malam saat berbicara langsung dengan presiden, 1 Februari masih berlaku,” ungkapnya.
Ia tidak menyebutkan tindakan apa yang perlu diambil Kanada, Meksiko, dan Tiongkok untuk menghindari tarif.
Trump, yang pertama kali melontarkan ancaman itu pada akhir November, telah mengatakan bahwa tarif akan tetap berlaku hingga arus migran dan narkoba berhenti.
Pada 26 Januari, Trump memaksa Kolombia untuk menerima deportasi imigran ilegal AS, termasuk melalui pesawat militer, setelah mengancam ekonomi terbesar keempat di Amerika Latin itu dengan tarif 25 persen.
Selama sekitar 10 jam, penolakan Presiden Kolombia Gustavo Petro untuk menerima pesawat militer yang membawa warga negara Kolombia yang dideportasi dan ancaman untuk menyamai tarif yang ditetapkan oleh Trump membuat kedua mitra dagang bebas tersebut terhuyung-huyung menuju perang tarif yang tak terduga.
Baca juga: Peringatkan Trump soal Tarif, Trudeau Sebut AS Butuh Sumber Daya Kanada