Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas. Dok. Istimewa
Achmad Zulfikar Fazli • 18 February 2025 21:48
Jakarta: Penerapan konsep smart mining yang dilakukan PT Freeport Indonesia (PTFI) dinilai mampu meningkatkan keamanan serta produktivitas dalam aktivitas operasional pertambangan. PTFI telah mengimplementasikan teknologi berbasis cloud computing dengan tingkat adopsi mencapai 80 persen dan menggunakan lebih dari 200 server untuk mendukung sistem operasionalnya.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas dalam sesi 'Data Driven Strategy in Mining and Mineral Resources' pada acara Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 2025 yang berlangsung di Hotel St. Regis, Jakarta, pada 18 Februari 2025.
“Dengan smart mining, kehadiran manusia dalam proses peledakan, hauling, dan crushing menjadi sangat minimal, itu membuat tingkat keamanannya lebih baik. Dan, dengan pengoperasian secara remote dari jarak 8 kilometer maka produktivitas dapat meningkat,” ujar Tony, Jakarta, Selasa, 18 Februari 2025.
Tony menjelaskan pemanfaatan teknologi ini telah memangkas waktu operasional hingga dua jam per hari dan berdampak pada efisiensi biaya operasional. Dia mencontohkan karyawan biasanya membutuhkan waktu hingga dua jam untuk pulang dan pergi ke dalam tambang bawah tanah.
“Dengan teknologi ini, kita bisa menghemat dua jam per hari, dan tentu saja dari segi biaya akan jauh lebih rendah,” jelas dia.
Baca Juga:
Produksi Konsentrat Tembaga Freeport Anjlok 40% Gara-gara Izin Ekspor Masih Ditahan |