Netanyahu: Trump Janji Dukung Aksi Militer di Gaza Jika Gencatan Senjata Dilanggar

Donald Trump bersama Benjamin Netanyahu. (Anadolu Agency)

Netanyahu: Trump Janji Dukung Aksi Militer di Gaza Jika Gencatan Senjata Dilanggar

Willy Haryono • 18 January 2025 14:26

Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberi tahu pemerintahnya bahwa Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menjanjikan "dukungan penuh" untuk melanjutkan aksi militer di Gaza jika Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata, lapor media Israel.

Penilaian Israel menunjukkan bahwa Steve Witkoff, utusan Trump untuk Timur Tengah, "menekan" Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pertukaran sandera. Sebagai gantinya, Trump dilaporkan menjanjikan "paket hadiah" untuk Israel, termasuk dukungan untuk aksi militer di masa mendatang dan perluasan pembangunan permukiman di Tepi Barat.

Surat kabar berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth melaporkan, "Netanyahu memberi tahu kabinet bahwa Trump akan melepaskan semua senjata yang sebelumnya ditangguhkan setelah pelantikannya."

Ronen Bergman, seorang jurnalis investigasi dan analis intelijen untuk surat kabar tersebut, menyatakan bahwa langkah Trump dimaksudkan untuk "meyakinkan partai-partai koalisi dan blok sayap kanan yang pro-permukiman, memastikan penerapan penuh perjanjian tersebut dan mencegah runtuhnya pemerintahan Netanyahu selama konflik," dengan mencatat bahwa "hadiah" tersebut tidak secara eksplisit diuraikan dalam perjanjian tetapi didasarkan pada kepentingan bersama.

"Tepi Barat akan menjadi salah satu harga yang akan ditagih oleh partai-partai sayap kanan," ujar Bergman, mengutip dari Shafaq News, Sabtu, 18 Januari 2025.

Partai Zionis Religius diduga diharapkan memperoleh persetujuan AS untuk proyek-proyek permukiman yang luas sebagai imbalan atas dukungan terhadap gencatan senjata, yang berpotensi membuka jalan bagi aneksasi sebagian wilayah Tepi Barat di bawah otoritas Israel.

Sementara itu, kepala badan intelijen Mossad menegaskan bahwa kesepakatan itu mencakup "mekanisme untuk memastikan keamanan kita dan alat untuk melanjutkan aksi militer jika Hamas gagal mematuhinya."

Militer Israel dilaporkan tengah bersiap melaksanakan kesepakatan itu dengan "rencana pertahanan" di Gaza, sekaligus memperkuat pasukan di Tepi Barat.

Pada hari ke-470 perang di Gaza, pemerintah Israel menyetujui kesepakatan pertukaran sandera dan gencatan senjata, dengan 24 menteri mendukung dan delapan menteri menentangnya.

Meski ada kesepakatan itu, Israel tetap melakukan empat pembantaian di Jalur Gaza, yang mengakibatkan 88 korban jiwa dan 189 luka-luka dalam 24 jam terakhir, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Agresi Israel sejak 7 Oktober 2023 telah mengakibatkan 46.876 kematian dan 110.642 luka-luka, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Baca juga:  UNICEF: Gencatan Senjata Gaza sudah ‘Sangat Terlambat’

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)