Ilustrasi. Foto: Dok istimewa
M Rodhi Aulia • 25 March 2025 20:32
Jakarta: Pengumuman susunan pengurus Dana Abadi Nusantara (Danantara) mendapat respons positif dari pelaku pasar dan investor global. Ekonom Juwai IQI, Shan Saeed, menilai langkah ini sebagai indikasi kuat dari pemerintah dalam memperkuat posisi ekonomi nasional di tengah persaingan global.
“Langkah strategis dari pemerintah ini disambut positif oleh pasar. Pemerintah telah mengirimkan sinyal kuat kepada pelaku pasar keuangan bahwa para penasihat Dana Abadi Nusantara memiliki pengakuan global dan integritas tinggi yang akan memberikan panduan ke depan dalam lanskap investasi sovereign wealth fund (SWF),” ujar Shan yang dikutip, Selasa, 25 Maret 2025.
Susunan pengurus Danantara mencakup nama-nama besar, termasuk dua mantan Presiden RI, Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono, yang didapuk sebagai anggota dewan pengarah. Sementara itu, penasihat internasional yang bergabung antara lain Ray Dalio, pendiri Bridgewater, ekonom Jeffrey Sachs, serta mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra.
Baca juga: Digawangi Nama-nama Tenar, Pengurus Danantara Dinilai Menjanjikan
Menurut Shan, keterlibatan figur-figur ini akan meningkatkan kredibilitas Danantara dan menciptakan transparansi yang lebih baik dalam pengelolaan dana. “Figur-figur ini membawa kredibilitas dan integritas tinggi ke pasar keuangan. Dengan latar belakang yang kuat dan keahlian global, mereka dapat memberikan transparansi dan nasihat profesional demi memperkuat upaya pemerintah dalam meningkatkan efisiensi dan tata kelola dana ini,” tambahnya.
Diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Februari lalu, Danantara ditargetkan untuk mengelola investasi hingga USD 20 miliar di berbagai sektor strategis, termasuk hilirisasi mineral, kecerdasan buatan (AI), energi, dan pangan. Shan menilai langkah ini sebagai upaya nyata pemerintah dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Pemerintah terlihat sangat berkomitmen untuk membawa perubahan nyata pada perekonomian dan meningkatkan standar hidup masyarakat Indonesia. Dana ini membutuhkan tim yang solid untuk menumbuhkan kepercayaan investor dan kesuksesan jangka panjang,” ujarnya.
Ia juga optimistis terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depan. “Mandat dari dana ini adalah mendorong pertumbuhan dan membentuk trajektori ekonomi yang kokoh di tingkat makro. Kami di Juwai IQI, sebagai pemain properti terbesar di ASEAN, sepenuhnya mendukung upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” kata Shan.
“Outlook ekonomi Indonesia tampak cerah dalam 3 hingga 5 tahun ke depan. Saya yakin perekonomian akan menunjukkan momentum kuat, dan iklim investasi akan menguntungkan bagi investor global dalam jangka panjang,” tutupnya.
Pandangan senada juga datang dari Ekonom Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, yang menilai susunan pengurus Danantara mampu meredam kekhawatiran pasar. “Dengan figur-figur yang sudah dimunculkan ini, saya rasa ini sedikit banyak sudah menjadi landasan yang baik buat Danantara,” ujarnya, dikutip dari Media Indonesia.
Fithra mencermati dampak positif pengumuman ini terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang kembali menguat setelah sebelumnya melemah. Menurutnya, pergerakan pasar menunjukkan bahwa kekhawatiran terhadap Danantara mulai mereda meski bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi pasar.
Ia juga menyoroti kehadiran Jeffrey Sachs sebagai salah satu penasihat. “Jeffrey Sachs itu adalah figur yang sangat kritis. Dan dia bahkan kalau di Amerika Serikat itu sangat kritis terhadap pemerintahan Amerika Serikat,” katanya.
Menurut Fithra, komposisi pengurus Danantara cukup menjanjikan untuk menarik investasi dari luar negeri. Dengan target pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Indonesia membutuhkan investasi sekitar Rp10 ribu triliun, sementara dana domestik dan pemerintah hanya mampu menutupi sekitar Rp3 ribu triliun. Oleh karena itu, Danantara diharapkan mampu menjembatani kebutuhan investasi melalui dana asing.
Selain itu, Danantara juga berpotensi menjadi liquidity maker di pasar modal. “Kalau dia sudah bisa menjadi liquidity maker, dia juga bisa menarik asing untuk bisa masuk lewat jalur portfolio investment,” jelasnya.