Ilustrasi kawasan pantai. (MI)
Lukman Diah Sari • 10 October 2025 12:54
Jakarta: Direktur Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengungkap bahwa jaringan sensor tsunami gauge segera merekam perubahan muka laut beberapa menit setelah gempa magnitudo (M) 7,4 terjadi di wialyah Laut Filipinan, pukul 08.43 WIB. Menurut data BMKG, gelombang tertinggi mencapai 17 sentimeter (cm).
“Ini termasuk kategori tsunami minor, namun sistem berhasil mengonfirmasi adanya kenaikan permukaan air laut yang relevan dengan hasil pemodelan,” ujar Daryono, Jumat, 10 Oktober 2025, melansir Antara.
Daryono menerangkan dalam waktu kurang dari 30 menit, alat ukur di Essang, Beo, Melonguane, Ganalo, Sangihe Sulawesi Utara, hingga Morotai dan Halmahera Barat di Maluku Utara berhasil mencatat anomali tinggi muka air laut dengan cepat dan akurat. Data BMKG menunjukkan gelombang laut tertinggi 17 sentimeter di Essang, Talaud, sedangkan di lokasi lain tercatat antara 5–11 sentimeter.