Harga Minyak Dunia Naik 1%, Ini Penyebabnya

Ilustrasi harga minyak dunia naik. Foto: Freepik.

Harga Minyak Dunia Naik 1%, Ini Penyebabnya

Husen Miftahudin • 10 January 2025 08:17

Houston: Harga minyak dunia naik lebih dari satu persen pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB) karena cuaca dingin melanda sebagian wilayah Amerika Serikat (AS) dan Eropa, sehingga meningkatkan permintaan bahan bakar musim dingin.
 
Mengutip Yahoo Finance, Jumat, 10 Januari 2025, harga minyak mentah Brent naik 98 sen, atau 1,29 persen, menjadi USD77,14 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 84 sen, atau 1,15 persen, menjadi USD74,16. Pada Rabu, kedua harga acuan tersebut telah turun lebih dari satu persen.
 
Menurut Badan Cuaca Nasional, wilayah Texas timur hingga utara Kentucky berada di bawah peringatan badai musim dingin, yang meliputi sebagian besar wilayah Arkansas dan Tennessee.
 
Harga minyak solar bersuhu ultra-rendah diperdagangkan pada harga sekitar USD2,39 per galon, harga tertinggi sejak 8 Oktober, menurut data dari LSEG.
 
Produksi minyak mentah dari kilang minyak meningkat sebesar 45 ribu barel per hari (bpd) dalam minggu yang berakhir pada 3 Januari menurut Badan Informasi Energi pada Rabu. Sementara tingkat pemanfaatan meningkat sebesar 0,6 poin persentase menjadi 93,3 persen.
 
Penyulingan di sepanjang Pantai Teluk AS menaikkan masukan bersih minyak mentah mereka ke tingkat tertinggi sejak Desember 2018, kata EIA.
 

Baca juga: Harga Minyak Tertekan Data Stok AS dan Pasokan Ketat OPEC
 

Permintaan minyak bakal meningkat 1,4 juta barel

 
Sementara itu, analis JPMorgan memperkirakan permintaan minyak pada Januari akan meningkat sebesar 1,4 juta barel per hari (bph) secara tahunan menjadi 101,4 juta bph, terutama didorong oleh meningkatnya penggunaan bahan bakar pemanas di Belahan Bumi Utara.
 
"Permintaan minyak global diperkirakan tetap kuat sepanjang Januari, didorong oleh kondisi musim dingin yang lebih dingin dari biasanya yang meningkatkan konsumsi bahan bakar pemanas, serta dimulainya lebih awal aktivitas perjalanan di Tiongkok untuk liburan Tahun Baru Imlek," kata para analis.
 
Struktur pasar minyak berjangka Brent juga menunjukkan para pedagang menjadi semakin khawatir terhadap pengetatan pasokan pada saat yang sama ketika permintaan meningkat.


(Ilustrasi harga minyak. Foto: Unsplash)
 
Premi kontrak Brent bulan depan atas kontrak enam bulan mencapai titik terlebarnya sejak Agustus pada Rabu. Pelebaran ini, ketika kontrak berjangka untuk pengiriman cepat lebih tinggi daripada kontrak berjangka untuk pengiriman selanjutnya, biasanya menunjukkan pasokan menurun atau permintaan meningkat.
 
Presiden AS Joe Biden diperkirakan akan mengumumkan sanksi baru yang menargetkan ekonomi Rusia minggu ini, menurut seorang pejabat AS. Pemerintah berupaya untuk memperkuat upaya perang Ukraina melawan Rusia sebelum Presiden terpilih Donald Trump menjabat pada 20 Januari. Target utama sanksi sejauh ini adalah industri minyak Rusia.
 
Ke depannya, minyak mentah WTI diperkirakan akan berfluktuasi dalam kisaran USD67,55 hingga USD77,95 sampai Februari karena pasar masih menunggu kejelasan lebih lanjut tentang kebijakan yang direncanakan Trump dan stimulus fiskal dari Tiongkok.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)