Harga Emas Dunia Tergelincir Lagi

Emas batangan. Foto: dok The Safe House.

Harga Emas Dunia Tergelincir Lagi

Husen Miftahudin • 26 April 2025 09:20

Chicago: Harga emas dunia mengalami penurunan pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB) setelah muncul tanda-tanda Beijing mungkin sedang bersiap untuk mengurangi tarif pada impor tertentu dari Amerika Serikat (AS). Hal ini diyakini akan merusak daya tarik tradisional logam mulai tersebut sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik.

Mengutip Yahoo Finance, Sabtu, 26 April 2025, harga emas berjangka turun satu persen menjadi USD3.314,20 per ons. Sedangkan harga spot turun 0,8 persen dan diperdagangkan pada USD3.309,68 per ons.

Pergerakan harga emas dunia tersebut menyusul laporan Tiongkok yang sedang mempertimbangkan pengecualian untuk barang-barang AS tertentu dari tarifnya yang tinggi sebesar 125 persen.

Beijing telah meminta para pelaku bisnis untuk mengidentifikasi produk-produk yang dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan keringanan, yang menurut para analis merupakan indikasi paling jelas sejauh ini tentang kekhawatiran atas dampak ekonomi dari perang dagang yang sedang berlangsung.
 

Baca juga: Sempat Tergelincir, Harga Emas Dunia Kinclong Lagi ke USD3.300


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Hubungan AS-Tiongkok mulai mencair


Potensi mencairnya hubungan ini bertepatan dengan pernyataan baru dari Presiden AS Donald Trump dimana dialog dengan Beijing terus berlanjut. Komentarnya muncul sebagai tanggapan atas pernyataan Tiongkok yang menyatakan tidak ada pembicaraan resmi yang dilakukan baru-baru ini.

"Pencabutan sebagian tarif pada sejumlah impor dari Tiongkok dapat dianggap sebagai langkah positif menuju de-eskalasi lebih lanjut dalam ketegangan perdagangan AS-Tiongkok, yang memberikan tekanan ke bawah yang moderat pada aset-aset safe haven seperti emas," kata ahli strategi pasar IG, Yeap Jun Rong.

Meskipun mengalami penurunan pada perdagangan Jumat, emas tetap naik tajam tahun ini, didorong oleh ketidakpastian global yang terus berlanjut dan permintaan akan aset defensif.

Logam yang tidak memberikan imbal hasil, yang sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap volatilitas, telah naik hampir USD700 sejak Januari dan mencapai rekor tertinggi di USD3.500,05 pada awal minggu ini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)