Sempat Tergelincir, Harga Emas Dunia Kinclong Lagi ke USD3.300

Ilustrasi emas. Foto: Fox5atlanta.

Sempat Tergelincir, Harga Emas Dunia Kinclong Lagi ke USD3.300

Husen Miftahudin • 25 April 2025 08:51

Chicago: Harga emas dunia mengakhiri kerugiannya selama dua hari pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB) dan naik USD50 atau lebih dari 1,50 persen, di tengah kekhawatiran baru tentang perang dagang Amerika Serikat (AS)-Tiongkok.

Mengutip FX Street, Jumat, 25 April 2025, meskipun Trump melunakkan pendiriannya untuk tetap menerapkan tarif 145 persen terhadap Beijing, XAU/USD (simbol perdagangan emas terhadap dolar AS) diperdagangkan pada USD3.338 setelah melonjak dari level terendah harian di USD3.287.

Sementara itu, sentimen pasar tetap optimis dengan Wall Street yang membukukan kenaikan. Meskipun para pedagang tampak lega dengan kesediaan Trump untuk mencapai kesepakatan dengan Beijing, Tiongkok bersikap keras dan meminta untuk membatalkan semua tarif 'unilateral' AS, dengan mengklarifikasi mereka belum mengadakan pembicaraan dengan Pemerintah AS.

Adapun harga emas batangan naik didorong oleh penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS. Indeks dolar AS (DXY) juga merasakan dampaknya setelah mencapai puncak empat hari terhadap sekeranjang enam mata uang.

Data ekonomi AS menyaksikan rilis Klaim Pengangguran Awal untuk minggu lalu, yang selaras dengan estimasi. Pesanan Barang Tahan Lama melonjak tajam pada Maret, disponsori oleh pesanan pesawat terbang.
 

Baca juga: Kilau Harga Emas Diyakini Belum Memudar, Tren Bullish Masih Berlanjut


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Fed baru bisa pangkas suku bunga di Juni


Di sisi lain, sejumlah pejabat Federal Reserve (Fed) menjadi berita utama. Presiden Fed Cleveland Beth Hammack menyatakan Fed dapat bertindak secepatnya pada Juni jika data mendukungnya, tetapi menekankan ketidakpastian membebani perencanaan bisnis.

Gubernur Fed Christopher Waller menyuarakan nada yang sama, dengan mencatat meskipun tindakan pada Juni masih mungkin dilakukan, pemotongan suku bunga mungkin didorong oleh melemahnya pasar tenaga kerja. Waller mengatakan, pemotongan suku bunga dapat terjadi karena meningkatnya pengangguran.

Mengenai kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga pada pertemuan mendatang, para pedagang melihat peluang sebesar 94 persen untuk mempertahankannya, menurut Prime Market Terminal. Meskipun demikian, para pedagang memperkirakan suku bunga dana The Fed akan berakhir pada 3,45 persen, setara dengan pelonggaran 86 basis poin (bps).

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)