Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana. (MI / M Irfan)
Jakarta: Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Prof. Hikmahanto Juwana, menilai bahwa serangan militer Amerika Serikat (AS) terhadap tiga situs nuklir Iran pada Sabtu, 21 Juni, sangat berbahaya dan berpotensi memicu konflik yang lebih luas di kawasan, bahkan dunia.
“Serangan Amerika Serikat terhadap Iran ini sangat membahayakan,” ujar Hikmahanto dalam keterangan audio kepada awak media, Minggu, 22 Juni 2025.
Ia menekankan bahwa pernyataan Presiden AS Donald Trump yang memberikan dua pilihan bagi Iran—menyerah untuk perdamaian atau menghadapi serangan lebih besar—menunjukkan kecenderungan ke arah dominasi dalam strategi militer AS.
Terkait situasi saat ini, Hikmahanto menggarisbawahi empat hal yang perlu dicermati.
Respons Iran
Menurutnya, sangat penting untuk mencermati apakah Iran akan memilih menyerah sebagaimana diharapkan Trump, atau justru merespons dengan serangan balasan. “Balasan itu bisa diarahkan ke kapal-kapal AS atau ke Israel,” kata Hikmahanto.
Sikap Negara-Negara Dunia
Dunia internasional diperkirakan akan segera mengambil posisi terkait konflik ini. “Apakah mereka mendukung AS atau justru berpihak ke Iran. Kalau mayoritas negara mendukung Iran, maka bukan tidak mungkin, Perang Dunia III akan semakin dekat,” ujarnya dengan nada waspada.
Kebijakan Lanjutan AS
Hikmahanto menilai penting untuk melihat arah kebijakan selanjutnya dari Amerika Serikat. “Apakah AS akan mundur dan tak menyerang lagi, atau bagaimana? Kita harus melihat sikap AS seperti apa.”
Sikap Indonesia
Dalam konteks ini, Hikmahanto menekankan bahwa Pemerintah Indonesia harus tegas berpihak pada perdamaian.
“Kita harus berkoalisi dengan negara-negara yang mau berpihak pada perdamaian, agar bisa de-eskalasi dari perang yang ada,” tegasnya.
Baca juga:
Layangkan Ultimatum ke Iran, Trump: Berdamai atau Bersiap Hadapi Serangan Selanjutnya