Jelang Pertemuan OPEC+, Harga Minyak Dunia Jeblok Lebih dari 1%

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Jelang Pertemuan OPEC+, Harga Minyak Dunia Jeblok Lebih dari 1%

Husen Miftahudin • 3 May 2025 09:25

Houston: Harga minyak dunia turun lebih dari satu persen pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB) dan mencatat kerugian mingguan terbesar sejak akhir Maret. Ini karena para pedagang bersikap hati-hati menjelang pertemuan OPEC+ untuk memutuskan kebijakan produksi kelompok tersebut untuk periode Juni.

Mengutip data Yahoo Finance, Sabtu, 3 Mei 2025, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup 95 sen, atau 1,6 persen lebih rendah, menjadi USD58,29 per barel. Sementara harga minyak mentah Brent ditutup turun 84 sen, atau 1,4 persen, menjadi USD61,29 per barel. Untuk minggu ini, Brent turun lebih dari 8,0 persen dan WTI turun sekitar 7,7 persen.

Pertemuan OPEC+ dimajukan ke Sabtu (3/5)dari rencana awal pada Senin (5/5), meskipun tidak jelas mengapa pertemuan itu dijadwal ulang. Anggota kelompok tersebut, yang meliputi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, sedang mempertimbangkan apakah akan melakukan peningkatan produksi minyak yang dipercepat lagi pada Juni atau tetap dengan kenaikan yang lebih kecil.

Apa pun itu, para pedagang minyak bersiap untuk pasokan yang lebih banyak dari kelompok tersebut, pada saat kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh perang dagang antara AS dan Tiongkok telah mendorong para pakar pasar untuk menurunkan ekspektasi pertumbuhan permintaan untuk tahun ini.

Para pejabat dari Arab Saudi, pemimpin de facto OPEC+, telah memberi tahu para sekutu dan pakar industri dimana mereka tidak bersedia menopang pasar minyak dengan pemotongan pasokan lebih lanjut.
 

Baca juga: Trump Ancam Sanksi Iran, Harga Minyak Dunia Terkerek 2%


(Ilustrasi pergerakan harga minyak. Foto: dok ICDX)
 

Pangkas lebih dari 5 juta barel/hari


OPEC+ saat ini memangkas produksi lebih dari lima juta barel per hari. Para pedagang juga bersikap hati-hati mengingat kemungkinan meredanya sengketa dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat, setelah Beijing mengatakan sedang mengevaluasi usulan dari Washington untuk mengadakan pembicaraan guna mengatasi tarif Presiden AS Donald Trump.

Penurunan harga minyak tertahan oleh pasar ekuitas yang meningkat, kata analis UBS Giovanni Staunovo, saat Wall Street menguat setelah data pekerjaan AS menunjukkan penggajian meningkat lebih dari yang diharapkan bulan lalu.

Ancaman Trump pada hari Kamis untuk mengenakan sanksi sekunder kepada pembeli minyak Iran juga membantu meredakan sebagian tekanan pada harga minyak, karena dapat memperketat pasokan global.

Ancaman tersebut, yang muncul setelah pembicaraan AS dengan Iran mengenai program nuklirnya ditunda, juga dapat mempersulit pembicaraan dagang dengan Tiongkok, yang merupakan importir minyak mentah Iran terbesar di dunia.

Tanda-tanda melambatnya pertumbuhan produksi minyak AS juga dapat sedikit mendukung harga minyak dari sudut pandang jangka panjang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)