Ketua Himki Abdul Sobur (tengah). Foto: MI/Insi Nantika Jelita.
Insi Nantika Jelita • 9 March 2025 20:46
Jakarta: Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) Abdul Sobur menjelaskan, ekspor furnitur Indonesia tertinggal jauh dengan Vietnam.
Pihaknya mencatat nilai ekspor furnitur Vietnam tembus USD16,28 miliar atau senilai Rp265 triliun (kurs Rp16.294) pada tahun lalu. Sementara, nilai ekspor produk furnitur dan kerajinan Indonesia hanya sebesar USD2,5 miliar atau setara Rp40,7 triliun di 2024.
"Kita jauh sekali kalahnya dengan Vietnam. Perbandingan ekspor furnitur sekitar delapan kali lipat besarnya," ungkap Sobur dalam penutupan Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Minggu, 9 Maret 2025.
Sobur menjelaskan beberapa faktor yang diyakini menjadi penyebab utama mengapa pasar industri furnitur atau mebel nasional kalah bersaing dengan Vietnam. Pertama, Pemerintah Vietnam melakukan penurunan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi delapan persen. Sementara, pemerintah Indonesia justru meningkatkan tarif PPN menjadi 12 persen.
Menurutnya, dengan PPN yang lebih rendah, membuat biaya produksi dan harga barang di Vietnam lebih terjangkau. Hal ini dapat mengerek daya saing produk lokal ke pasar ekspor.
Baca juga: Optimalisasi Pemanfaatan SDA, Pemerintah Sosialisasikan Aturan Anyar DHE SDA |