Intelijen Israel, Mossad Tolak Serang Petinggi Hamas di Qatar

Wilayah Doha, Qatar yang diserang Israel. Foto: Anadolu

Intelijen Israel, Mossad Tolak Serang Petinggi Hamas di Qatar

Fajar Nugraha • 15 September 2025 08:56

Tel Aviv: Badan intelijen Israel, Mossad menolak rencana penggunaan agen darat untuk membunuh para pejabat Hamas di Qatar. Hal tersebut dilaporkan oleh The Washington Post.

Israel melancarkan serangan udara di Qatar pada Selasa 9 September, mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan para pemimpin senior Hamas.

Mossad dilaporkan tidak hadir dalam pernyataan resmi Israel. Dua orang Israel yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa badan intelijen tersebut telah menolak rencana terbaru untuk melakukan operasi di darat.

Kepala Mossad, David Barnea, menentang langkah tersebut "sebagian karena tindakan tersebut dapat merusak hubungan yang telah ia dan agensinya jalin dengan Qatar," kata The Washington Post. Qatar telah menjadi tuan rumah Hamas dan memediasi perundingan gencatan senjata, kata sumber tersebut.

Kelompok pejuang Palestina tersebut mengatakan, serangan udara tersebut gagal menewaskan para pejabat tinggi, termasuk pelaksana tugas pemimpin Khalil al-Hayya, tetapi menewaskan beberapa kerabat dan ajudan, serta seorang perwira Qatar.

Para analis berpendapat bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mungkin telah kehilangan kesabaran dengan negosiasi gencatan senjata.

Kepala Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Eyal Zamir juga menentang waktu serangan, sementara Menteri Urusan Strategis Ron Dermer dan Menteri Pertahanan Israel Katz mendukung Netanyahu. Nitzan Alon, seorang perwira senior IDF yang bertanggung jawab atas negosiasi penyanderaan, tidak diundang ke rapat perencanaan untuk menghindari pertentangan.

Kekhawatiran Mossad memengaruhi kapan dan bagaimana serangan itu dilakukan. "Kita bisa mendapatkannya dalam satu, dua, atau empat tahun dari sekarang, dan Mossad tahu bagaimana melakukannya," kata seorang warga Israel.

"Mengapa melakukannya sekarang?,” imbuhnya.

Qatar mengecam serangan itu sebagai "terorisme negara" dan pengkhianatan terhadap proses mediasi.

Israel membela serangan itu sebagai respons terhadap kesempatan langka ketika para pemimpin Hamas berkumpul di satu lokasi, dan terhadap serangan Hamas baru-baru ini di Yerusalem yang menewaskan empat tentara di Gaza.

Netanyahu membela tindakan Israel, membandingkannya dengan respons AS terhadap serangan 11 September oleh kelompok teroris Al Qaeda.

"Saya katakan kepada Qatar dan semua negara yang melindungi teroris, usir mereka atau bawa mereka ke pengadilan. Karena jika tidak, kami yang akan melakukannya," ujar Netanyahu.

Ia menyebut serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober sebagai "momen 9/11" dan menuduh Doha menyediakan tempat berlindung yang aman bagi para teroris.

Presiden AS Donald Trump, yang mengatakan ia "sangat tidak senang dengan setiap aspek" operasi tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)