Ilustrasi. Foto: Freepik.
Eko Nordiansyah • 30 September 2025 17:15
Jakarta: Dunia cryptocurrency tidak hanya menawarkan potensi keuntungan besar, tetapi juga memiliki risiko manipulasi pasar melalui skema pump and dump. Berikut penjelasan mengenai pump and dump dan cara menghadapinya dilansir dari laman Pintu dan Ajaib.
Pump and dump adalah strategi manipulasi pasar di mana sekelompok pelaku, biasanya pemodal besar, secara artifisial menaikkan harga aset kripto (pump) lalu menjualnya secara massal saat harga mencapai puncak (dump).
Penelitian Jiahua Xu dan Benjamin Livshits dari Imperial College London menyebut praktik ini rata-rata terjadi dua kali setiap hari di pasar kripto global.
Skema pump and dump pada umumnya terbagi menjadi tiga fase, dimulai dengan fase akumulasi ketika pelaku membeli aset kripto murah dalam jumlah besar, biasanya token baru dengan volume perdagangan rendah.
Setelah itu, dilakukan fase pump dengan menyebar informasi palsu di media sosial seperti Telegram dan Twitter, bahkan menggandeng influencer untuk mempromosikan token hingga harga melonjak drastis.
Pada akhirnya, pelaku melakukan fase dump dengan menjual seluruh aset saat harga mencapai puncak, yang menyebabkan harga anjlok dan investor kecil menanggung kerugian terbesar.
Jenis token yang paling rentan dimanipulasi adalah token baru dengan kapitalisasi pasar kecil, proyek tanpa fundamental kuat, aset dengan volume perdagangan rendah, serta token yang tidak terdaftar di bursa besar.
Baca juga:
Apa Itu Bull Run Crypto? Catat Jadwalnya |
Untuk menghindari skema ini, para investor dapat melakukan cara-cara berikut ini:
Dampak skema pump and dump bisa menimbulkan kerugian hingga jutaan dolar dalam setiap kasus. Beberapa negara pun mengambil langkah tegas, seperti CFTC Amerika yang menawarkan reward bagi pelapor praktik ini, sementara China dan Eropa gencar melakukan edukasi bagi investor pemula.
Praktik pump and dump terbukti paling merugikan investor baru. Karena itu, edukasi menjadi senjata terbaik melawan manipulasi pasar. Investor disarankan untuk memprioritaskan aset dengan fundamental kuat dan tidak tergiur janji profit instan yang berisiko menimbulkan kerugian besar. (Muhammad Adyatma Damardjati)